Arjuna menatap wajah Bianca yang masih basah oleh sisa air mata. Tatapan itu dalam, seolah ingin mengukir setiap detail wajah gadis itu ke dalam hatinya. "Bianca …" suaranya parau, penuh kerinduan. "Aku ingin malam ini jadi milik kita. Aku ingin kamu tahu betapa berharganya kamu bagiku." Bianca hanya diam, tetapi air matanya kembali jatuh. Bukan lagi karena sakit, melainkan karena hatinya penuh oleh cinta. Ia tahu betul, memilih Arjuna berarti menerima luka dan kebahagiaan sekaligus. Namun, malam itu di bawah langit yang bertabur bintang Bianca memilih menyerahkan dirinya sepenuhnya. Arjuna meraih wajah Bianca dengan kedua tangannya, lalu mengecup bibirnya lembut. Awalnya ragu, pelan, namun perlahan berubah menjadi ciuman penuh gairah dan kerinduan. Bianca membalas, tubuhnya bergetar, t