13

1220 Words

Arjuna berjalan cepat menyusuri lorong villa, langkah kakinya berat namun pikirannya dipenuhi satu sosok Bianca. Entah bagaimana takdir begitu tega mempertemukan mereka kembali dalam keadaan serumit ini. Ia masuk ke ruang tamu, berniat keluar dari villa untuk menenangkan diri. Namun, matanya mendadak membelalak ketika pintu utama terbuka. Bianca masuk bersama Anjani dan lelaki yang tadi dilihat Arjuna dari jendela. Jantung Arjuna berdentum keras. Semua emosi rindu, marah, dan cemburu bercampur jadi satu. Bianca yang dulu selalu menatapnya dengan penuh kasih, kini berdiri tak jauh darinya, terlihat asing dan berjarak. "Bianca ..." lirih Arjuna, nyaris tak terdengar. Bianca terhenti. Tatapan matanya kaget, seolah tak percaya melihat Arjuna berdiri di hadapannya. Tapi ia cepat -cepat mema

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD