Masih Sama

1492 Words
Menginjak tahun kedua pernikahan, hubungan antara Andra dan Caca masih tetap tidak mengalami perubahan. Bahkan, suaminya seakan semakin tak tersentuh. Lelaki itu sering pulang larut malam dan akan langsung mengurung diri di dalam kamar atau di ruang kerjanya setelah membersihkan diri. Meskipun begitu, Caca masih tetap menjalankan kewajibannya dengan baik. Wanita itu dengan telaten masih tetap menyiapkan sarapan dan makan malam untuk suaminya. Tak jarang makanan yang dia siapkan akan berakhir di tempat sampah karena tidak di sentuh oleh Andra. Lelaki itu seakan memiliki keterbatasan waktu hanya sekedar untuk mencicipi masakan istrinya. Caca melihat jika suaminya memang memiliki kesibukan yang luar biasa, hanya bisa menghela napas dalam-dalam. Karena tidak ingin dianggap istri yang durhaka, ia pun pernah menawarkan untuk membawakan bekal pada Andra. “Mas, sarapannya aku masukin di kotak bekal, ya? Nanti Mas bisa memakannya di mobil,” tanya Caca karena melihat suaminya yang tampak terburu-buru setelah dijemput oleh asistennya yang bernama Sandi. “Aku bukan anak kecil yang harus bawa bekal,” jawab Andra dengan ketus. Bahkan, lelaki itu berkata tanpa menghentikan langkah kakinya. Kali ini Caca benar-benar dibuat malu di depan Sandi. Bahkan, lelaki berkacamata itu tampak memberikan tatapan kasihan kepadanya. Caca yang mendengar jawaban dari suaminya, seketika terdiam. Ia tidak ingin membuat suasana hati Andra memburuk karena yang dia khawatirkan nanti akan bisa berpengaruh pada pekerjaan lelaki tersebut. “Sabar … sabar,” ucap Caca di dalam hati sambil menghembuskan napas panjangnya. Akhirnya, Caca hanya bisa menatap punggung suaminya yang tampak semakin menjauh. Jika bukan karena perusahaan papanya, tidak akan mungkin dirinya mau menerima perjodohan sialan ini, menurutnya. “Mari, Bu, kami berangkat dulu,” pamit Sandi dengan ramah. Lelaki itu dapat melihat gurat kecewa di wajah istri atasannya. Sebenarnya ia ingin memberi tahu jika Andra memang sering berkata-kata pedas. Namun, ia tahu posisinya. Ia harus tahu diri untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga orang lain, terlebih itu pimpinannya sendiri. Ia masih sayang dengan pekerjaannya, jika nanti Andra akan memecat dirinya karena kelancangannya. “Iya, Mas Sandi. Tolong Bapak diingatkan jangan sampai telat makan, ya!” pinta Caca. Bagaimanapun, dirinya tetap harus menjalankan perannya dengan baik. Sebenarnya, ia bisa saja langsung datang ke kantor suaminya untuk mengantarkan makan siang. Namun, ia tidak tahu jika apa yang ia lakukan akan bisa diterima dengan baik oleh suaminya atau malah sebaliknya. Jika mengingat sikap Andra yang selalu dingin dan terkesan menjaga jarak dengan dirinya, membuat Caca harus berpikir ulang jika ingin melakukannya. Wanita itu tidak ingin membuat suasana hati suaminya memburuk dan akan berakibat buruk pada perusahaan papanya. Bahkan, ia sendiri tidak tahu apakah perusahaan papanya telah stabil kembali atau belum karena tidak ada yang memberi tahu dirinya. Sebagai seorang anak, memang telah menjadi kewajibannya untuk membantu orang tuanya. Telah dilahirkan dan dirawat hingga dewasa saja, ia sudah sangat berterima kasih. Tentu dirinya tidak akan bisa membalas kebaikan orang tuanya yang sudah tulus membesarkannya. Jika hanya harus menerima perjodohan yang sebenarnya tidak ia inginkan apalah artinya dengan pengorbanan kedua orang tuanya untuk dirinya selama ini. Wanita itu telah bertekad akan berusaha menerima pernikahan ini bagaimanapun sulitnya. Meskipun suaminya sendiri seakan terus mendorongnya untuk menjauh, ia tetap akan bertahan. Bukan karena ia menginginkan untuk menjadi istri Andra, tapi ia harus bisa memikirkan nasib karyawan yang bergantung pada perusahaan papanya. Selama menjadi istri seorang Affandra Bimantara Wijaya, ia tidak pernah mendapatkan perlakuan hangat dari suaminya. Bahkan, lelaki itu terkesan menjaga jarak dengannya. Entah karena Andra tidak mau berinteraksi dengan dirinya atau karena suaminya memang tidak menginginkan kehadirannya. Jika bukan karena terpaksa, tentu ia tidak akan pernah mau menerima perjodohan ini. Ada mimpi yang sebenarnya ingin ia gapai. Entah, apa dirinya masih bisa mewujudkan mimpinya ataukah tidak? Ia sendiri tidak mengetahuinya. Selama ini, Andra selalu memainkan perannya dengan sangat baik di hadapan semua orang. Lelaki itu akan menjadi sosok suami idaman ketika ada orang lain, kecuali Sandi. Caca pun akhirnya bisa mengerti setiap perubahan sikap suaminya yang menurutnya selalu berubah-ubah. Semuanya hanyalah sebuah topeng belaka. Caca sangat ingat bagaimana pertemuan pertamanya dengan Andra kala itu. Masih lekat di dalam kepalanya bagaimana penilaian lelaki itu terhadap dirinya untuk pertama kalinya. Ketika itu untuk pertama kalinya Andra menjemput dirinya pulang kerja karena permintaan dari Dayu. Meskipun sebenarnya lelaki itu enggan, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan, untuk menolak permintaan mamanya saja ia tidak berani. Oleh karena itu dengan berat hati ia pun terpaksa pergi ke rumah sakit terbesar yang ada di ibu kota hanya untuk menjemput gadis yang akan menjadi istrinya. Andra : Ma, kasih kontak perempuan itu, soalnya ini Andra udah di parkiran rumah sakit. Tak memerlukan waktu lama setelah Andra mengirim pesan pada mamanya, ponselnya pun berbunyi yang menandakan adanya pesan masuk. Kemudian lelaki itu melihat ada nama mamanya di deretan paling atas di antara pesan yang sengaja belum ia buka. Mama : Namanya Brinda Osha Atmaja kalau kamu lupa! Detik kemudian mamanya juga mengirim sebuah kontak dengan nama “menantu” yang disertai dengan emoticon hati. Andra tampak langsung menggeleng-gelengkan kepalanya melihat nama kontak yang telah disimpan oleh mamanya. “Belum juga apa-apa udah di-save dengan nama menantu, cih,” gerutu Andra. Kemudian ia pun menyimpan kontak tersebut dengan nama yang berbeda. Tidak mungkin dirinya akan tetap menggunakan nama kontak yang telah diberikan oleh mamanya. Setelah itu ia pun langsung melakukan panggilan pada kontak tersebut. “Halo,” jawab perempuan di seberang telepon. “Ini aku,” jawab Andra singkat. Hening, bahkan untuk beberapa saat masih tidak ada suara. Andra masih tetap menunggu suara itu. “Siapa, ya?” tanya suara itu lagi. “Calon suami kamu mungkin,” jawab Andra dengan santai. Tiba-tiba panggilan pun terputus. Andra tampak membelalakkan matanya sambil menatap ponselnya. Lelaki itu menggeram tidak percaya dengan gadis yang baru saja dia hubungi. Selama ini tidak ada yang berani menutup panggilannya terlebih dahulu kecuali mamanya. Namun, dari kejauhan terlihat seorang gadis cantik dengan rambut panjang tergerai indah berjalan dengan anggun ke arahnya. Dengan mengenakan kemeja lengan panjang berwarna krem muda yang digulung hingga siku dan dimasukkan ke dalam rok span berwarna bronze yang panjangnya hingga selutut. Andra tampak menghampiri wanita itu yang sedari tadi memandangnya sambil mengayunkan kakinya dengan anggun. Entah kenapa tiba-tiba dari dalam lubuk hati Andra rasa kesalnya semakin memuncak ketika melihat wanita yang akan menjadi istrinya terlihat cantik dengan penampilan yang begitu elegan. Katakanlah lelaki itu egois, tapi ia sendiri tidak tahu apa yang sedang ia rasakan saat ini. “Jadi, kamu di sini jadi dokter apa mau arisan dengan teman-teman sosialita mu?” tanya Andra yang terdengar sedang menyindir calon istrinya sendiri. Ketika mengatakan itu, Andra tampak sedang memutari tubuh calon istrinya dengan tatapan tidak bersahabatnya. Lelaki itu mencoba mengamati dengan detail penampilan dari calon istrinya. Tanpa ia sadari aroma lembut yang bercampur manis yang menguar dari tubuh wanita yang ada di hadapannya, seketika memanjakan indra penciuman lelaki itu. Caca yang mendapatkan sindiran dari calon suaminya hanya bisa memejamkan matanya. Bahkan, perempuan itu juga terlihat menghela napasnya dalam-dalam dan lalu menghembuskannya dengan perlahan. Ia berharap apa yang dia lakukan dapat meredam emosinya yang tiba-tiba mulai terpancing. Ia tidak berani untuk membantah ucapan dari lelaki yang saat ini sedang menilai penampilannya. Bagaimanapun keadaannya, ia harus bisa menikahi lelaki itu demi perusahaan papanya. “Cepat masuk! Mama nyuruh aku antar kamu pulang,” pinta Andra sambil melangkah mendekati mobilnya. Gadis itu pun tampak mulai memasuki mobil mewah jenis sedan dengan diam. Bahkan, selama perjalanan menuju kediaman keluarga Atmaja, Caca masih saja diam tak bersuara. “Ini perjodohan antara keluargaku dan keluargamu, sedangkan aku tidak mencintai kamu, dan aku yakin kamu juga begitu,” ucap Andra tanpa menolehkan kepalanya. Lelaki itu berbicara sambil fokus mengemudi, sedangkan Caca yang mendengar perkataaan Andra seketika memalingkan wajahnya ke arah samping kanannya, di mana lelaki itu duduk di belakang kemudi. Bahkan, gadis cantik pemilik mata almond itu juga terlihat mendengus karena sudah menahan kekesalannya sejak tadi. “Aku menyetujui pernikahan karena Mama, dan aku yakin kamu juga nggak akan berani menolak perjodohan sialan ini. Aku harap kita tidak saling mempersulit keadaan masing-masing,” pinta Andra dengan tegas. Hingga mobil terparkir sempurna di depan pagar rumah megah dua lantai, Caca masih tetap diam. Perempuan itu memang tidak ingin membuka mulutnya hanya untuk sekedar menjawab ucapan calon suaminya yang menurutnya tidak memerlukan jawaban. Ketika wanita itu hendak keluar dari mobil, lagi-lagi Andra dibuat geram kembali dengan sikap Caca yang masih saja diam tak membalas ucapannya. Karena merasa diabaikan oleh perempuan yang akan menjadi istrinya ia pun langsung menarik lengan Caca. “Kamu denger ucapanku atau nggak?” tanya Andra dengan suara yang tertahan. Lelaki itu tidak ingin perdebatannya dengan Caca nanti malah akan di dengar oleh orang lain dan akhirnya melaporkannya pada para orang tua. Namun, ia harus bisa memastikan agar gadis yang sedang bersamanya tidak akan membuat ulah yang nantinya akan membuat mamanya bersedih karena mengetahui kebenarannya jika sebenarnya ia tidak menginginkan pernikahan ini. “Anda jangan khawatir! Apa pun yang menjadi kemauan Anda, saya akan mengikutinya,” jawab Caca dengan tak kalah sinisnya sambil menepis tangan lelaki yang akan menjadi suaminya dari lengannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD