BLURB

452 Words
"Cium dulu." Andrew memajukan bibirnya supaya Rain lebih mudah untuk menciumnya. Cup! "Udah, sana kamu pulang." Andrew menatap Rainy dengan wajah merengut tak suka.  "Kok cuma dikecup aja sih, aku maunya bukan kecupan Rain. Aku mau ciuman yang pakai lumatan terus lidahnya hmpp.." Rainy segera menutup mulut Andrew yang mulai bicara kemana-mana. "Udah sana kamu pulang, nanti dicari Mama lagi." Andrew berdecak pelan saat ibunya disebut. "Yaudah, kamu turun sana. Salam untuk Mama ya." "Oke." Rain langsung turun dari mobil Andrew dan masuk kedalam rumahnya. "Andrew gak mampir Rain?" Rainy menoleh lalu mendapati mamanya tengah menonton televisi ditemani setoples cemilan. "Enggak ma, aku suruh pulang tadi. Tiap hari mampir terus Rain bosen lihatnya." Alyssa menggelengkan kepalanya pelan. "Nanti kalo Andrew gak mampir kesini lagi baru tahu rasa kamu gara-gara punya tempat singgahan lain." Rain tersenyum kecil. "Kalo gitu bagus dong ma, artinya Andrew laku." Rainy kembali melanjutkan langkahnya, "Oh ya ma, ada salam dari Andrew." Sesampainya dikamar Rain segera mengganti pakaiannya, lalu mengisi perutnya yang kosong. Sebuah pesan masuk di ponselnya berhasil mengalihkan perhatiannya. From: Andrew Besty Ada latihan basket sore ini :( kamu jangan rindu aku ya sampai nanti malam aku datang kerumah kamu. Rain tersenyum geli membaca pesan dari Andrew, lalu segera membalas pesannya. To: Andrew Besty Aku tunggu ;) Sudah rindu berat :* "Rain, mama mau tanya sesuatu sama kamu." Rainy mengerutkan keningnya. "Tanya apa ma?" "Kamu gak pernah gitu suka sama Andrew?" Rain terkekeh geli lalu memasang wajah sok berpikir. "Sepertinya enggak pernah deh, tapi kalo rasa kagum itu kadang aku rasa ke Andrew." Alyssa tersenyum paham. "Baguslah, takutnya mama takut salah ambil langkah." Alyssa memasukkan sesendok puding ke mulutnya. "Maksud mama? Rain gak ngerti deh." "Jadi tuh gini loh Rain, minggu lalu mama main kerumah Andrew dan jeng Jessi tanya pendapat mama tentang perjodohan Andrew dengan Sarah." Gerakan tangan Rain terhenti saat mendengar perkataan mamanya barusan. "Perjodohan? Sarah?" Alyssa mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan Rainy, putri semata wayangnya. "Sarah, sahabat kalian dulu. Masa lupa sih? Itu loh anaknya Aunty Naomi dan Uncle Aru." Rainy mencoba mengingat siapa sahabat nya dan Andrew yang dimaksud. Hingga ia teringat seseorang. "Sarah yang itu? Yang dulu rumahnya dekat taman komplek?"  "Iya yang itu, kamu tahukan kalo Uncle Aru sudah sakit-sakitan sejak beberapa tahun lalu?" Rainy menganggukan kepalanya. "Jeng Jessi itu mau Andrew jadi tempat bersandar untuk Sarah, apalagi kamu tahu kan kalo Andrew suka sama Sarah begitu pun sebaliknya?" Tanpa sadar Rain menggenggam sendoknya kuat, dengan tatapan mata nanar. Hatinya beribu kali terasa sakit meskipun tak berdarah. "Menurut kamu gimana Rain? Setuju gak dengan mama?" Rain langsung tersadar dari rasa sakitnya dan tersenyum palsu. "Aku setuju kok ma. Apalagi ini menyangut sahabat aku, aku senang kalo mereka juga senang." Vote and Comment!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD