Ocho

1136 Words
Happy Reading, " Mama!" panggil bocah kecil nan tampan itu sambil mengejar Mikha yang tengah sibuk menjauhi dirinya. " Don't go,mama.Please." ucap bocah itu , ia tak bisa menahan sedihnya. Mikha terhenti,setiap menjauh entah kenapa hatinya begitu perih. Bahkan semakin perih ketika bocah memelas dan memeluk dirinya dengan tangis. " Who are you?" tanya Mikha ,mengelus lembut pada punggung bocah tampan itu .Sesekali ia melihat sekitar ,tapi jalanan itu aman,walau sepi dan sangat gelap. " Anak mu" jawab bocah itu,melepaskan pelukan dan memperhatikan Mikha yang terlihat bingung. " Anak ku?" tanya Mikha,balik. Dan di angguk mantap oleh sang bocah. Mikha tersadar,ia adalah bayi yang tidak diinginkannya, ia sangat berdosa .Air mata-nya lolos begitu saja sambil merengkuh tubuh anaknya, yang sangat dingin itu. " Mikha.” Panggil seorang wanita paruh baya dari seberang jalan.Sontak Mikha tersenyum . " Mommy." ucap Mikha dan merengkuh tubuh Mommy dan anaknya. Mereka bertiga berjongkok sambil berpelukan ditengah jalanan gelap nan sepi .Namun tiba tiba wanita tua itu melepas rengkuhan dari putrinya, "Mommy sangat kecewa pada mu,nak .” Mikha terdiam mendengar perkataan Mommynya. “ia anak yang tak berdosa yang menginginkan kasih sayang dan perhatian dari kalian .Karena ego kalian,cucu ku yang menjadi korban. “ dan air mata Mikha kembali menetes, ia sadar dan bersalah akan perbuatannya, “ Maaf,maaf.” Cicit Mikha kembali merengkuh tubuh anaknya . “Mommy tidak menginginkan kejadian ini terulang lagi. “ titah Mommy menatap tajam pada Mikha. “Mikha berjanji mommy, kejadian ini tak akan terulang lagi.” Jawab Mikha dengan tulus, sambil merengkuh ,mencium dan mengelus anaknya dengan sangat lembut . “Maafkan mommy ,mommy sadar bawah mommy sangat mencintai mu ,son.”bisik Mikha ditelinga anaknya . “Aku mencintai mu juga,mommy.Dan selalu ada dihati mommy,” perkataan anaknya membuatnya menangis sejadi-jadinya. Ia baru memperhatikan bahwa cahaya terang menernangi jalanan ini dari anaknya dan mommy-nya . " Disini sangat dingin nak, ayo kita cari pakaian " ucap Mikha membuat bocah itu mengernyit bingung. " Mommy,, aku tak memiliki pakaian apapun pada saat aku tiba disini." jawaban bocah itu mampu membuat Mikha menangis kembali.Merengkuh dan mencium kedua tangan anaknya ,”Maafkan aku.” . “it’s okey ,mommy.Ini memang takdir ku.” Jawab bocah itu dengan senyum manisnya. Sontak Mikha melepas jaket tebalnya dan memakaikannya pada anaknya, “hanya ini yang mommy milik ki ,son.Yang terpenting anak mommy, tidak kedinginan lagi. “ ucap Mikha dengan tulus sambil tersenyum geli,melihat anaknya memakai jaket yang sangat besar . Mereka tertawa lepas,kecuali Mommy nya Mikha yang hanya bisa melihat tanpa ekspresi.Hingga- “tempatkan dan kuburlah dia dengan layak dan berilah kasih sayang. Belikan lah baju untuk putramu taruh disamping tubuhnya.” Peringat wanita tua itu ,membuat Mikha mengerti. " Baiklah, kita harus pergi,son. " ucap wanita tua itu .membuat Mikha menggeleng pelan. " Jangan pergi, aku mohon.Jangan tinggalkan aku lagi." teriak Mikha menatap Mommy dan anaknya berjalan mengikuti jalan lurus itu tanpa menoleh kepadanya. " Mommy, putra ku!" teriaknya lagi sambil berlari hingga ia terkejut ketika sebuah truk melaju sangat kencang mengarah kepada mereka. " Tidak!" ia menangis sejadi-jadinya , berteriak dan meminta tolong.Namun tak ada satupun yang bisa menolongnya. *** " Tidak!" teriak Mikha ,tersadar dari mimpi buruknya. Ia terbangun menatap kesekelilingnya dan sepi. " Anak ku sangat menderita,maafkan aku ." ucap nya seperti berbisik, dan tangis pecah ,ditemani oleh sunyinya malam. “Mikha" panggil Mariana dengan sangat lembut ,wanita itu masuk dan langsung merengkuh tubuh Mikha yang sangat rapuh. " Aku memimpikannya,ia sangat menderita." Cicit Mikha dalam pelukan Mariana. Mariana mengerti perasaan wanita didepannya, " Kita berdoa untuk nya ,agar ia tenang disana." Jawab Mariana,menenangkan Mikha . Mikha tersadar,melepas rengkuhan Mariana, “ Tolong aku, kuburlah anak ku ditempat yang layak dan belilah pakaian-nya ,taruh di samping tubuhnya.” Pinta Mikha lagi,membuat Mariana tersenyum. “tentu saja, aku datang untuk membawanya ke tempat yang sangat indah . Ponakan ku akan sangat senang di atas sana.” Timpal Mariana membuat Mikha tersenyum kecil. " Istirahatlah. Aku akan pergi dan membawa ponakan ku .Cepatlah sembuh agar bisa melihat tempat barunya. " ucap Mariana lagi. Mikha mengangguk mengerti ,menuruti perkataan wanita didepannya . Sebelum pergi Mikha menarik tangan Mariana , " Kumohon, bantu aku untuk lepas darinya." Pinta Mikha Lagi dan Mariana hanya bisa menahan geram,dan tangis secara bersamaan. Sean Rios memang pria b******k yang selalu melukai perasaan wanita. " Tentu,bersabarlah. Kau akan bebas." jawab Mariana dan pergi meninggalkan ruangan itu sambil menatap arlojinya pukul dua subuh. "You're like a twig that breaks easily, pathetic" Sebulan kemudian, Seperti biasa Mikha selalu sibuk dengan dunia-nya sendiri, menyendiri didalam kamar.Sedangkan Sean,menghilang selama sebulan untuk mencari kepuasan, dan s**********n wanita. Mikha tersenyum kecut, jika mengingat nama bahkan wajah-nya pria itu membuatnya murka dan benci. Setidaknya selama sebulan ini ia bebas dari rengkuhan pria b******k itu,berkat dokter itu. " Kau merindukan ku?.”tanya Sean Rios, ia muncul dan menyenderkan pada pintu. " Kenapa kau suka sekali dengan gelap?" Tanya Sean lagi, pria itu mengernyit bingung menatap ruangannya sangatlah gelap sambil menghidupkan saklar lampu tepat disamping pintu keluar. Ia terkejut melihat Mikha yang sangat berbeda, " Tubuh mu sangat kurus ,dan mata mu bengkak." ucap Sean seperti berbisik sambil menatap mata wanitanya yang tengah menatap tajam kearahnya. "Tetap disitu" titah Mikha ,ketika pria itu hendak mendekatinya. Sean yang mendengar perintah wanita-nya sedikit terkejut namun ia tetap mendekat dan berbaring disebelahnya. Mikha yang tak puas dengan pria disampingnya hendak pergi namun ditahan oleh Sean. " Jangan pergi" dan ia langsung berbaring, menjadikan paha Mikha sebagai bantal kepala. " Sean, pergilah.Entah kenapa ruangan ini sangat sempit, membuat ku sulit bernapas." ucap Mikha yang terus berontak . " Apa kau bisa diam?.Biarkan aku tidur!" titah Sean sedikit berteriak membuat Mikha terdiam. " Aku tak akan bisa diam ,jika menyangkut seseorang yang sangat aku benci." jawaban Mikha membuat Sean terdiam dalam tidurnya. Mata dan tubuhnya begitu lelah hingga ia malas berdebat. Mikha yang tak bisa menahan perih ,benci ,dan keram pada paha-nya , dengan pelan-pelan ia melepaskan dirinya pada pelukan pria itu. " Legah" ucapnya seperti berbisik, tanpa menunggu lama ia langsung menuju kamar mandi. Mengunci pintu dengan teliti, ia langsung masuk kedalam bathup dan merendam tubuhnya pada air hangat yang penuh busa sabun yang beraroma terapi itu. " Pria sialan itu selalu membuat ku menderita." ucapnya sambil memijit paha-nya yang sangat keram ,bagaimana tidak?, ia harus menunggu hampir lima jam menjadi bantal untuk Sean Rios. " Siapa yang kau maksud?" tanya pria itu yang tengah menatap Mikha dengan sangat tajam. Mikha yang tak sadar kehadiran Sean Rios ,terkejut ketika pria itu masuk kedalam bathtub. " Pengganggu." ucap Mikha yang kesal dengan ulah pria didepannya. " I want you" ucap Pria itu membuat Mikha tersenyum sinis. " You can f**k me" Mikha tersenyum ,"dan setelah itu biarkan aku pergi. " jawab Mikha dengan sangat cepat sambil meliuk-liukkan tubuhnya, kesempatan tak akan datang untuk kedua kali-nya. Sean yang tak bisa menahan hasratnya,menatap tajam pada wanita didepannya, " fine ,but give me two days to f**k you." Mikha tersenyum sambil menahan perih dihatinya, " Okey" dan Sean Rios kembali tersenyum, mulai menjilati mata,bibir, dan telinga Mikha dengan sangat lembut. Mikha yang pasrah hanya bisa diam seperti boneka pemuas napsu. "Sean!" teriak Mikha yang tak bisa menahan sakit bercampur kenikmatan.Ia sangat benci dengan tubuhnya tak bisa sikron dengan otaknya. Mikha merengkuh sambil memegang erat pada jemari pria diatasnya. Sedangkan Sean menatap wanita dibawahnya dengan pasrah membuatnya puas . Ia terus memaju mundurkan bokongnya dengan sangat cepat. " Pelan-pelan" " Aku tak bisa.Fuck,sangat nikmat dan sesak, beda dengan lainnya. "racau pria itu membuat Mikha hanya diam. Pria itu terus menggenjot wanita yang terbaring lemah dibawahnya, hingga matahari terbit. " Apa kau pingsan?" tanya Sean,ketika mendapatkan kepuasan sambil menatap Mikha terbaring lemah. " Menurutmu?".Sean tersenyum dan mata mereka bertemu membuat kecanggungan. Sebuah dobrakan pintu membuat keduanya mengernyit bingung. Keduanya segera memakai pakaian dengan cepat. " Sean. Aku hamil!" teriak wanita nan seksi itu ketika berhasil masuk .Dan Mikha tersenyum puas. " Selamat!" respon Mikha dengan cepat bercampur bahagia, memecah keheningan diantara mereka . Sean bingung dengan wanita disebelahnya. Seharusnya kau menangis atau memukul ku, bodoh. " Sean,bagaimana ini?" tanya Ainsley dengan sangat khawatir membuat Sean menghela napas. " Jangan gugurkan, aku menginginkannya." jawab Sean seperti perintah, namun matanya terus menatap Mikha yang mulai mundur kearah pintu . " Apa kalian barusan -" ucapan Ainsley dicela oleh Mikha yang merasa bersalah. " Aku hanya jalangnya, dan sekarang aku akan pergi,permisi." ucap Mikha dengan semangat. Ketika ia akan melangkah untuk kedua kalinya.Ia harus menahan makian untuk pria dibelakangnya. " Masih ada sehari,ingat itu" ucap Sean membuat Mikha membalikan tubuhnya dan menatap Sean dengan senyum sinis " Kau telah memiliki-nya , dan sekarang aku bebas" jawab Mikha dengan sangat bahagia membuat wanita cantik disebelahnya mengernyit bingung sambil menatap jijik padanya. " Mikha-" " Sean, aku pernah merasakan kehilangan.Sebaiknya kau jaga bayi yang ia kandung, seorang wanita hamil sangat sensitif dan mudah stress." nasehat Mikha , dan ia pun pergi dengan keadaan yang sangat kacau . Ketika sampai di luar pintu gerbang nan besar itu Mikha berteriak dengan semangat, " Aku bebas,dan tak akan masuk kedalam sana!." Lagi, dan lagi seorang Mariana muncul tepat dihadapannya, " Menangislah jika kau ingin mengurangi kesedihan mu." ucap Mariana sambil merentangkan kedua tangan-nya. Namun Mikha hanya tersenyum menatap wanita yang ia anggap sebagai sahabatnya, " Aku wanita kuat dan tak akan pernah menangisi seorang pria b******k" membuat Mariana tersenyum puas. " Benar. Air mata kita sangat berharga, untuk apa kita tangisi seorang pria yang tak menghargai wanita. Masih banyak pria baik diluar sana, ayo" ucapan Mariana membuat Mikha tersenyum puas. "Kita akan kemana?" tanya Mikha memecah kesunyian. " Kau harus membersihkan tubuh mu dan pergi ketempat tujuan mu, aku rasa kalian barusan melakukannya?" ucapan Mariana membuat Mikha terdiam menahan malu. Mariana yang sadar wanita disebelahnya tengah menahan malu hanya bisa tertawa. Tak sampai memakan waktu tiga puluh menit, dengan sangat konyol Mikha tersenyum ketika ia harus bergegas mandi di toilet Mall terdekat dan mengganti bajunya dalam satu menit. " Sangat konyol" ucap Mikha dan tak lupa ketawa membuat Mariana tersenyum. " Tertawalah, aku senang kau kembali ceria." *** " Setiap aku berada dalam masalah, entah kenapa kau selalu hadir " ucap Mikha menatap wanita disebelahnya yang sibuk menyetir. " Karena aku peduli padamu" jawab Mariana dengan cepat sambil menatap kedepan. " Kenapa kau peduli pada ku?" "Aku pernah merasakan apa yang kau rasakan" dan keduanya terdiam . " Hidup ku sangatlah sulit, dan semua impian ku harus berakhir di tangan Sean Rios." ucap Mikha membuat Mariana tersenyum dan tetap fokus menyetir. " Aku pernah merasakannya, namun semangat ku tak pernah memudar dan terus mengejar.Sebuah impian akan selalu menunggu kita, kejar dan railah." " Beasiswa ku dicabut dan aku tak memiliki uang ataupun pekerjaan yang baik, selain menjadi jalang" " Aku akan membantu mu dan memberikan pekerjaan" membuat Mikha kembali terdiam. " Aku tak ingin berhutang budi kepada mu.Sudah cukup" " Kau bisa membalas ku dengan-" Mariana menjeda ucapannya membuat Mikha menatapnya dengan sangat penasaran. " Dengan apa?" " Menjadi kakak ipar ku" " s**t!. Lebih baik aku mati " dan mereka tertawa didalam perjalanan. " Aku hanya bercanda. Aku sangat mengenal kakak ku, ia tak akan pernah melepas sesuatu jika ia belum puas" jelas Mariana membuat Mikha menghela napas. " Aku terima tawaran mu" ucap Mikha dengan cepat membuat Mariana tersenyum. **** Satu jam kemudian, " Kau akan ke Italy dan disana kau akan bertemu dengan seorang pria ." ucap Mariana sambil memberi penjelasan pada Mikha di tengah lapangan pesawat. " Baiklah.Terima kasih banyak, aku pergi." jawab Mikha dengan cepat dan memeluk Mariana dengan sangat kencang. " Sama sama kakak ipar, jangan khawatir dengan keluarga mu. Mereka aman ditangan ku" membuat Mikha kembali tersenyum dan air matanya menetes membuat Mariana menatapnya tajam. " Jangan menangis,air mata mu sangat berharga. Pergilah, aku akan menjemputmu disini,ketika kau berhasil mengejar impian mu. Semangat wanita kuat ." dan Mikha membalikan tubuhnya menatap pesawat dibelakangnya dengan percaya diri ia melangkah dengan pasti tanpa menoleh kebelakang. " Bye" bisiknya .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD