24

1145 Words

Mobil Josh sudah masuk ke halaman rumah Anin. Rumah yang nampa besar dan tetap megah dilihatdari depan. Tapi, rumah itu benar -benar seperti rumah kosong yang tak bernyawa. Rumah yang selalu sepi dan sunyi. Rumah yang selalu Anin anggap penjara. Tidak pernah ada kebahagiaan disana. Bukan tempat yang bisa dijadikan tempat tinggal ternyaman. Bukan tempat yang bisa membuat hari -hari Anin tersenyum. Semua seakan suram dengan aturan, kekakuan dan sikap Papa yang terlalu over protektif pada Anin. "Rumah kamu besar dan bagus," puji Josh pada Anin. "Hmm ..." jawab Anin hanya berdehem pelan. Anin sengaja tidak menawarkan Josh untuk mampir. Lelaki penuh percaya diri itu tidak perlu basa basi. Ia dengan cueknya akan turun dan duduk di ruang tamu. Benar saja, Saat Anin sudah keluar dari mobil dan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD