Raut wajah Anin memerah. Ia malu sekali ditatap lekat penuh damba oleh Mathew. Mereka berjauhan tetapi seperti sangat dekat sekali. "Kamu selalu cantik," puji Mathew memegang pusakanya yang tak runcing. "Kak Mathew gak mau ketemu Anin? Hanya melihat begini saja, cukup?" tanya Anin gelisah. "Memang Anin mau ketemu?" tanya Mathew begitu bersemangat. "Mau dong," jawab Anin cepat. "Kakak lagi dirumah Mama," ucap Mathew lagi. Anin tersenyum lebar. "Anin kesana aja. Sekalian kenalan sama Mamanya Kak Mathew?" ucap Anin semakin bersemangat. Mathew terdiam dan memejamkan kedua matanya. Kenapa situasinya malah jadi rumit begini sih? Umpatnya kesal. Kenapa juga harus Anin? Kenapa harus gadis itu yang menyukaiku dan mampu meluluhkan hatiku. Kenapa harus gadis itu yang aku nodai dan malah membua