Part 4

673 Words
"Tidak salah anda mengajak saya tidur bersama? "tanya pria muda itu sambil menutup kamar hotel yang bersebelahan dengan kamar hotel Dea. Yah, saat ini Dea ada di hotel, jangan tanya mau apa Dea ke hotel, tentu untuk melampiaskan kesedihannya di tempat itu. "Tidak ada yang salah dengan ajakanku Adik Kecil. "Ujar Dea seraya mengelus d**a pria muda yang ada di depannya. Pria muda itu langsung menarik pinggang Dea dengan hanya sekali tarikan, hingga tubuh Dea langsung menempel pada tubuh pria muda itu. "Biar aku tunjukkan padamu apakah itu kecil atau tidak, sampai Kamu memanggilku sebagai Adik Kecil. "Ujar Lucky sambil menahan pinggang Dea, hingga tubuh Dea semakin menempel pada tubuh Lucky, pria muda, yang tanpa Dea sadari sebenarnya Lucky jauh lebih tua darinya, Namun karena Lucky terlihat sangat tampan dan wajahnya imut-imut, hingga Dea menganggap Lucky masih bocah SMA, padahal usia Lucky sudah 25 tahun. Mendengar ucapan Lucky, Dea tersenyum dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Lucky. "Pertama? "tanya Dea karena Dea melihat sepertinya Lucky terlalu muda untuk diajak bermain dewasa. "Apa pentingnya pertama atau tidak? Aku rasa itu tidak penting. "Ujar Lucky sambil mengelus wajah Dea dengan sangat lembut, membuat Dea langsung menyunggingkan senyumnya. "Aku hanya ingin memastikan kalau aku tidak bermain dengan barang yang kotor. "Ujar Dea sambil mengelus leher Lucky, membuat Lucky langsung mengangkat tubuh Dea, dan membawa Dea keranjang, lalu membaringkan tubuh Dea di atas ranjang bersamaan dengan tubuhnya yang ada di atas tubuh Dea. "Ini yang pertama kalinya bagiku. Kalau kamu sendiri, sudah yang ke berapa kalinya? "jawab Lucky yang Memang sebelumnya tidak pernah bersentuhan dengan wanita manapun, dan diakhiri dengan kalimat tanya. Tanpa menunggu jawaban Dea, Dengan cepat Lucky langsung menyesap kulit di bagian dekat telinga Dea, hingga menciptakan sensasi yang begitu sangat aneh bagi Dea, karena ini memang yang pertama kalinya bagi Dea. Jemari Lucky meluncur seolah mencari setiap rahasia tersembunyi di balik kulit Dea, membakar jejak panas yang tak terbantahkan. Setiap sentuhan, secepat kilat namun selembut bisikan iblis, mampu mengoyak desahan Dea yang tertahan , hingga berubah menjadi erangan lirih, memohon lebih, saat bibir pria itu menjelajahi, meninggalkan jejak api dimanapun ia singgah. Tubuh Dea menegang, melengkung dalam ekstase yang menuntut, seolah jiwanya dihisap ke dalam pusaran gairah yang tak terlukiskan. Ia tak lagi peduli pada siapa pria ini, pada nama atau janji. Yang ada, hanya sensasi membakar, ledakan demi ledakan kenikmatan yang memabukkan, menariknya semakin dalam ke dalam jurang hasrat yang tak termaafkan. Ini bukan lagi tentang sekedar sentuhan, tapi tentang penyerahan total, di mana setiap inci dirinya berteriak meminta untuk dihancurkan dan dibangun kembali oleh tangan pria asing itu, yang tak lain adalah Lucky, pria muda yang Sejak pertemuan pertamanya tadi dipanggil sebagai adik kecil oleh Dea. Karena Dea memang yang pertama kalinya, dan Lucky juga yang pertama kalinya, Jadi mereka seperti orang yang sama-sama belajar, namun mereka tetap berhasil meledakkan kenikmatan yang begitu sangat memabukkan bagi keduanya, hingga sekalipun mereka melakukan untuk yang pertama kalinya, mereka berhasil mencapai puncak kenikmatannya. Keesokan paginya, Dea mengerjapkan matanya saat merasa ada yang mengusik tidurnya, yaitu silau dari matahari. Dengan perlahan Dea mencoba untuk bangun, dan saat menyadari dirinya tidak tidur sendirian, Dea langsung menoleh ke sampingnya, yang ternyata ada seorang pria muda yang terlihat begitu sangat tampan masih tidur nyenyak. Dengan perlahan Dea bergerak untuk bangun, namun dengan cepat tubuh Dea ditahan oleh Lucky, dan kembali menarik tubuh Dea hingga terbaring kembali. "Satu kali lagi untuk penyambutan di pagi hari. "Bisik Lucky tepat di daun telinga Dea, membuat Dea langsung mendorong wajah Lucky dan mengambil tas brandednya, lalu membuka resleting tasnya dengan begitu anggunnya, dan mengambil segepok uang lalu meletakkan uang itu pada pangkuan Lucky. "Aku akui permainanmu semalam cukup baik. Itu sebagai tips untuk pekerjaanmu semalam. "Ujar Dea Seraya memakai kembali pakaiannya, dan ingin pergi, namun langsung ditahan oleh Lucky. "Apa-apaan ini. Kamu membayarku? "tanya Lucky sambil menunjuk uang yang diberikan oleh Dea. "Kenapa? Apa itu masih kurang?" tanya Dea. "Kamu tidak tahu siapa aku? " tanya Lucky mencoba untuk memberitahu Dea Siapa dirinya. "Memangnya kamu siapa? "tanya Dea Seraya membenarkan rambutnya. "Aku adalah...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD