HATI YANG TERLUKA

PROLOG

Jyoti melangkah menuju vila miliknya dengan bertelanjang kaki dari tepi pantai berpasir putih itu. matahari sudah tenggelam sejak beberapa waktu yang lalu. Ponsel di dalam sakunya bergetar, ia segera melihat siapa peneleponnya. Ternyata kakaknya tercinta yang menghubungi. Setelah sekian tahun berlalu sang kakak tidak pernah terdengar suaranya, saat ini tiba-tiba wanita itu menghubungi terlebih dahulu.

“Halo Kak?”

“Jyo, aku tahu kamu memiliki butik. Buatkan aku gaun untuk acara pertunangan. Tolong cepat ya, acara akan dilaksanakan bulan depan” ujar Juwita.

“Siapa yang akan bertunangan Kak?”

“Aku. Sudah jangan banyak bertanya, bikinkan aku gaun yang terbaik.”

“Tentu Kak. Nanti begitu selesai, Jyo akan segera kirimkan gaun pesanan Kakak,” terang Jyoti dengan semangat.

“Oh ya, nanti aku akan bertunangan dengan Thomas. Kamu harus datang ya, itu syarat yang ditentukan oleh dia. Dan aku tidak mau ada penolakan.”

Deg …

Sekian purnama telah berlalu tetapi setiap mendengar nama pria yang telah menorehkan banyak luka dalam dirinya itu, hatinya masih bisa berdebar-debar antara cinta dan sakit bercampur menjadi satu saling mengisi.

Dan apa tadi kata sang Kakak, ia harus datang? Apa maksud dari semuanya?

Apakah kepergiannya dari kota kelahirannya tidak cukup memberi ruang untuk mereka?

Untuk apa ia harus kembali lagi?

Setelah sambungan telepon dari sang Kakak berakhir. Kembali ponsel Jyoti berdering dan kali ini sang penelepon adalah ayah tercinta.

“Ya, Papa?”

“Nak, Kakakmu tadi sudah menelepon bukan?”

“Iya, Pa. Tolong ya kamu harus datang. Tolong Kakakmu sekali lagi. Maaf jika Papa egois, Nak,” ujar Dipta Arnary.

Jyoti merasa iba dengan sang ayah. Bagaimanapun ia sejatinya juga rindu dengan kedua orang tuanya. Tetapi kembali lagi ke sana. Kenapa rasanya masih berat untuk ia lakukan? Bingung, itu yang Jyoti rasakan. Dalam satu sisi ia tak ingin bertemu dengan pria itu lagi, tetapi disisi lain ia juga sangat rindu dengan kedua orang tuanya dan tidak mungkin juga dirinya mengabaikan sang saudara. Satu-satunya saudaranya, walaupun karena kakaknya juga akhirnya ia menyerah dan pergi jauh dari semuanya.