05 - Ciuman Pertamaku!

1085 Words
Sejak saat itu, Sam memblokir semua hal yang berhubungan dengan Cantika. Rasa sakit hati yang dirasakannya sungguh tidak bisa dijelaskan lagi. Dia masih tidak habis pikir mengapa gadis itu tega berselingkuh darinya dengan teman baiknya sendiri. Padahal apapun yang diinginkan gadisnya, Sam selalu memberikannya. Kalau pun jumpa di Kampus secara tidak sengaja, dia memilih untuk menghidar. Bahkan setiap kali menatap wajahnya saja sudah membuatnya emosi, marah sekaligus benci. Tatapan Sam berubah menjadi dingin seolah tidak menginginkannya lagi. Cantika merasa dirinya tidak melakukan apapun. Dia bertanya-tanya tentang perubahan sikap kekasihnya itu. Biasanya Sam tidak bisa berjauhan darinya. Ini udah hampir dua minggu lamanya. Pria itu masih bersikap dingin kepadanya. Gadis itu malah menjadi kebingungan dan salah tingkah sendiri. Cantika berusaha untuk mencari perhatian Sam lagi. Namun, seperti biasanya pria itu malah menganggap bahwa tidak melihatnya. 'Kenapa sih dengan dia? Apa dia benar-benar serius ingin putus dariku?' Pikirnya lagi. Cantika berjalan menghampiri Sam. Namun, seperti biasanya, pria itu memilih pergi. Tapi kali ini dia menahannya, "Kita harus bicara!" Ketusnya dengan suara meninggi. Membuat semua mata tertuju kepada mereka berdua. Sam menyinggung sebuah senyuman sinis, tatapannya sungguh sangat berbeda menatap wanita dihadapannya yang biasanya dia selalu menatap dengan tatapan penuh dengan cinta. Kini sudah berubah menjadi tatapan penuh dengan kebencian. Pria itu menepis tangan Cantika darinya. Hingga membuat gadis itu sungguh syok. Sam tidak pernah bersikap seperti itu kepadanya. "Kamu kenapa sih, Sam? Aku ada salah apa? Please, deh. Jangan begini. Aku minta maaf kalau aku ada salah. Aku cuma kangen sama kamu!" Ketusnya dengan wajah memelas. Baru kali ini Cantika berbicara di Kampus dengan Sam. Bahkan saat ini keduanya ditonton begitu banyak orang. Sambil terus berbisik-bisik sambil terus menatap Sam dan Cantika secara bergantian. "Tapi aku tidak merasakan apapun lagi!" Serunya sambil tersenyum dan kembali menepis tangan Cantika darinya. Dia sudah tidak ingin disentuh oleh gadis itu lagi. Seketika membuat Cantika menangis, Sam baru melihat ada seorang gadis yang akting begitu total seperti ini. Bukannya malah kasian, dia hanya semakin sadar sekarang bahwa selama ini gadis itu selalu saja berpura-pura kepadanya. Sam menghapus air matanya, "Jangan menangis seperti ini, malu dilihatin banyak orang." Ucap Sam yang terus saja ketus dan menusuk. "Kamu kenapa sih berubah seperti ini?" "Aku yang berubah? Atau emang aku yang baru sadar selama ini. Cukup! Hentikan pura-puranya. Kita akhiri saja. Aku sudah muak dengan semuanya." Ketusnya untuk kesekian kalinya. Sontak membuat gadis dihadapannya semakin menangis dan Sam semakin tidak perduli lagi. Seperti tidak mempunyai perasaan, dia yang melihat seorang gadis cupu yang sangat tidak asing sedang berjalan, membuatnya tersenyum lalu berjalan mendekatinya. Secara tiba-tiba dia berlutut lalu mengeluarkan sebuah cincin berlian yang sangat berkilau. Sontak saja membuat Aurora syok dan terkejut, "Apa yang kamu lakukan!" Ucapnya pelan namun masih terdengar jelas oleh Sam. "Ikuti saja!" Seru Sam. "Selama ini aku selalu mengamatimu diam-diam. Aku selalu berdebar setiap kali berdekatan denganmu. Apalagi kedua orang tua kita sudah saling mengenal satu sama lain. Sejak saat itu, aku berpikir bahwa kita berdua memang ditakdirkan untuk bersama. Aku menyukaimu. Bahkan sebelum Papa dan Mama kita menjodohkan kita, aku sudah lebih dulu menyukaimu. Maukah kamu menerimaku?" "Apa kamu sudah gila?" Ucap Aurora yang kini merasa sangat risih dengan semua tatapan iri gadis-gadis disana. Dia tidak mengerti mengapa pria yang snagat menyebalkan itu malah melakukan hal segila itu dihadapan semua orang. Rasanya saat ini dia hanya berharap ini semua hanya mimpi buruk. Namun, ketika mencubit tangannya sendiri, dia menyadari bahwa ini semua nyata. Bukan mimpi belaka. "Terima aku, akan aku jelaskan nanti." Ucapnya pelan. Aurora hanya menggelengkan kepalanya, dia merasa hal dilakukan Sam itu saja sudah membuatnya menjadi pusat perhatian. Ini adalah hal yang paling gila yang pernah terjadi didalam hidupnya. Apalagi kalau dia menyetujui ucapan Sam untuk menerimanya. Bahkan setelah ini dia tidak akan mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya didalam hidupnya yang tenang sudah berubah. "Will you marry me?" Ucap Sam dengan penuh penekanan sambil memegang sebuah kotak cincin. Sam masih menatapnya agar menyetujui lamaran yang dia lakukan. Sementara Aurora hanya diam. Masih bingung untuk bersikap seperti apa saat ini. "TIDAK! INI TIDAK MUNGKIN! AKU KEKASIHMU BUKAN DIA! SEHARUSNYA LAMARAN INI BUAT AKU KAN, SAM? PLEASE, JANGAN BERCANDA TERUS!" Ketus Cantika dengan berteriak. "Sam ayo bangun! Jangan seperti ini." Cantika terus saja menarik tangan Sam. "Kamu siapa sih? Aku tidak pernah berkencan denganmu. Tolong jangan rusak lamaranku!" ketus Sam yang tidak ingin menghiraukan Cantika. Dia ingin membuat gadis itu pergi jauh dari hidupnya. Memang tadinya pria itu ingin melamarnya karena merasa sudah saatnya. Hanya saja, disaat yang bersamaan dia malah melihat kekasihnya berselingkuh tepat dihadapannya sendiri. Membuat amarah dan emosinya bercampur menjadi satu. "Sam, aku sangat mencintaimu. Bukankah kamu juga mencintaiku?" Cantika terus saja memohon agar Sam memilih dirinya. Rasa malunya saat ini berganti menjadi sebuah persaingan. Mana mungkin dia rela, bahwa prianya lebih memilih gadis cupu seperti Aurora dibandingkan dirinya yang jauh lebih cantik, seksi dan populer? "Aku tidak pernah bilang aku mencintaimu. Bahkan semua orang juga mengetahui bahwa selama ini aku tidak mempunyai pacar. Tolong pergi dari sini dan jangan rusak momment spesialku." Cantika hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Air matanya terus saja mengalir dengan derasnya. Sementara didalam hati Sam, yang sedang terluka, dia sangat membenci gadis itu. 'Dasar tidak tau malu!' Batinnya. CUP Cantika malah mencium bibir Sam dihadapan semua orang. Hingga yang melihat mereka berdua hanya menutup mulut dan melotot tak percaya. Sam mendorong tubuh gadis itu. Lalu mengelap bibirnya. "Tolong jangan mempermalukan diri sendiri terus!" Dia menarik Aurora yang sejak tadi seperti seorang menonton mereka berdua. Dia mencium bibir Aurora dengan perlahan sambil mengemut lalu memasukkan lidahnya didalam mulut gadis itu. Sontak saja membuat gadis itu mendorong Sam. Tapi, tenaga Sam terlalu kuat hingga membuatnya hanya memejamkan kedua matanya sambil menikmati ciuman tersebut. 'Ciuman pertamaku! Pria b******k ini yang menjelma sebagai pangeran malah merebutnya begitu saja! Sungguh sial!' Batinya. Ciuman yang tadinya ingin diberikannya kepada pria yang dicintainya. Kini sudah tidak ada artinya lagi. Pertemuannya dengan Sam sungguh membuatnya semakin menderita. Bahkan setelah ini, dia tidak tau harus bersikap seperti apa di Kampus. Pasti kalimat kutukan dan sumpah yang akan dirinya dengar dari semua gadis-gadis yang terus saja menatapnya dengan tatapan iri. Penderitaannya baru akan dimulai setelah ini, Aurora memiliki firasat yang sangat buruk setelahnya. Tatapan tajam nan sinis dari Cantika sungguh membuatnya merinding. Secara perlahan Sam melepaskan ciuman mereka, "Mulai hari ini kamu kekasihku!" Serunya lalu memeluk Aurora yang hanya membisu dan mematung. Dia masih tidak menyangka dengan apa yang baru saja terjadi. Sungguh bibir yang sangat manis dan lembut. Pikirannya malah menerawang. Tanpa mereka sadari bahwa momment keduanya ada memvideokannya secara diam-diam.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD