BTL~44

1191 Words

“Pagi Bu Aspri …” Qai bersandar pada bingkai pintu ruang kerja Dandi, lalu bersedekap setelah menyapa Rumi. Gadis itu terlihat sedang serius menatap laptop dan agak sedikit terkejut ketika Qai menyapanya. “Si Bapak ke mana?” “Apaan, sih, Mas!” Rumi terkekeh saat melihat Qai. “Si Bapak lagi meeting di atas sama sekretarisnya dari tadi. Ada presentasi dari orang yang desain hotel.” “Kamu nggak diajak?” ledek Qai. Rumi menggeleng sembari mencebik. “Sebetulnya aku, tuh, bingung. Mas Dandi sudah punya sekretaris, tapi kenapa masih nyuruh aku kerja jadi asprinya. Padahal, aku bisa aja ngelamar di Angkasa, atau minta kerjaan sama mbak Thea. Mumpung ada orang dalam.” Qai balas mencebik pada Rumi. “Dulu, sudah pernah aku tawarin jadi sekretaris Dandi, tapi ditolak.” “Itu …” Rumi tertawa garing

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD