BTL~45

1256 Words

“Hera?” Bagas menautkan jemari di atas kepala dan menghela panjang. Melihat kakak sepupunya yang berdiri di sudut meja makan, Bagas pun sampai tidak bisa berkata-kata. Hera benar-benar terlihat seperti dahulu kala. Sama sekali tidak terlihat tanda-tanda, bawah wanita itu pernah sakit sebelumnya. “Duduk, Gas,” titah Agnes yang maklum melihat keterkejutan Bagas. “Ah, iya, duduk!” Bagas terkekeh. Namun, ia tidak langsung duduk seperti yang dititahkan Agnes. Bagas menghampiri Hera, kemudian mencubit gemas pipi wanita itu dengan cepat. “Bagas!” hardik Hera segera menepis tangan Bagas dengan keras. “Apaan, sih!” “Yaaa, lo sudah bisa berdiri, Ra!” Bagas kembali terkekeh. “Sudah bisa jalan juga?” “Sudah.” Hera kemudian duduk dan meraih piring yang sudah berada di depannya. Sembari mengambil n

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD