Sejauh ini, Rafa sudah menjalankan semua rencana yang ada di kepala. Namun, kali ini hasilnya benar-benar berjalan sangat lamban. Seolah tidak ada kemajuan dan hal tersebut membuat Rafa pesimis dengan semua dugaannya. Mungkin saja, semua perintah yang belakangan ini muncul memang berasal dari mulut Agnes sendiri. Begitu pula dengan rapat yang diadakan secara dadakan sore ini oleh Bagas. Pria itu mengadakan rapat di ujung waktu jam kantor akan selesai, tanpa membicarakan semua pada Rafa terlebih dahulu. “Aku duluan, Mas!” “Hei!” Rafa yang berjalan pelan sembari melamun itu, mendadak mempercepat langkahnya ketika Bagas menyalipnya. Ia berusaha menyamakan langkah mereka, yang menuju satu tujuan, yakin ruangan meeting yang berada di lantai teratas. “Kenapa harus mendadak begini, Gas? Apa y

