BTL~57

1594 Words

“Makan yang banyak.” Dandi menyodorkan satu sendok nasi goreng ke mulut Rumi. Istrinya itu masih tidak banyak bicara dan hanya merespons Dandi seadanya. Rumi masih saja berpikir, bahwa dirinya tidak layak untuk mendampingi Dandi karena masa lalunya. Akan tetapi, Dandi sudah tidak memedulikan itu semua. Sejak awal, ia sudah tahu pasti bagaimana masa lalu Rumi dengan Alpha dan Dandi tidak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Pria seperti Dandi, sudah sangat hafal bagaimana hiruk pikuk dan gelapnya kehidupan ibukota. Tidak hanya Rumi yang pernah melakukan kesalahan, tetapi Dandi, Thea, dan mayoritas orang di lingkungan mereka juga pernah melakukan hal yang sama. Jadi, Dandi tidak pernah mau menghakimi, karena semua orang pasti punya masa kelamnya masing-masing. “Tapi aku sudah makan makan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD