BTL~21

1276 Words

Rumi benar-benar sakit kepala dibuatnya. Saat ini, Dandi sedang duduk berseberangan dengan Rafa dan Rumi sebagai penengahnya. Jika melihat dari usia, kedua pria yang tengah ada bersamanya saat ini sudah bisa dikategorikan sangat-sangat dewasa. Kemampuan mereka berdua dalam memimpin sebuah perusahaan, sungguh tidak perlu diragukan lagi. Akan tetapi, dibalik itu semua Rumi mendapati sifat kekanakan yang sungguh tidak bisa ia percaya. Terlebih-lebih dengan Dandi. Sikap pria itu semakin tidak jelas saja. “Mas Dandi nggak pesan makan?” Setelah Rumi dan Rafa memesan menu makan malam mereka masing-masing, hanya Dandi seorang yang hanya memesan minuman. “Aku sudah pernah bilang, aku nggak terlalu suka dengan makanan resto atau kafe.” Dandi menatap punggung pelayan yang berjalan menjauh dari mej

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD