BTL~22

1168 Words

Rumi menelan ludah. Duduk diam dan tegang, ketika melihat pria yang menatapnya tajam. Pria itu tersenyum tipis dan cenderung sinis. “Sendiri?” Dandi berceletuk dengan tenang, sembari meletakkan ponselnya di meja. Menatap datar dan malas, karena Dandi sudah mengetahui semua seluk beluk serta latar belakang pria itu. “Sementara … sendiri.” “Al, masih banyak meja dan kursi kosong di sini.” Rafa akhirnya membuka suara, setelah melihat pria itu duduk dengan santainya. “Jadi silakan cari tempat lain, daripada bergabung di sini.” “Nggak masalah,” balas Dandi enteng dan terus menatap Alpha tanpa ekspresi. “Alpha bisa gabung dengan kita. Silakan pesan makan, Rafa yang traktir.” Tatapan Rafa sontak tertuju pada Dandi. Ia tidak mempermasalahkan tentang siapa yang membayar makan malam kali ini, t

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD