“Tidurmu nyenyak?” Sejenak, Rumi yang baru saja berbalik setelah menutup lemari pendingin membeku. Tatapannya bersirobok dengan Dandi dan hal tersebut langsung membuat jantungnya berdebar kencang. Setelah semalam pria itu membuat Rumi hampir tidak bisa tidur, pagi ini Dandi bersikap seolah tidak ada sesuatu yang terjadi di antara mereka. Pria itu masih tetap cuek dan santai seperti biasa. Dandi bahkan langsung menarik kursi di meja makan, lalu duduk di sana tanpa rasa canggung sama sekali. “Nyenyak, Mas.” Rumi mengangguk salah tingkah. Ada hal yang tidak biasa, tetapi Rumi tidak bisa berbuat apa-apa. Hubungannya dengan Dandi, tidak seperti jalinan kasih yang sempat dijalaninya dengan Alpha. Rumi tidak melihat ada romantisme yang membara, seperti hubungannya sebelumnya. Jadi, Rumi masih

