3. MULAI CURIGA

1129 Words
Ternyata ada 1 gadis yang menjadi pujaan hati Pedro, dia adalah Anna. Namun sampai saat ini, Pedro masih diam-diam suka kepada Anna. *** Pedro menjadi salah tingkah mengetahui Anna ada di dekatnya, dia buru-buru memasukkan ponselnya. "Anna? A-ada apa?" tanya Pedro gugup. "Uhmm, aku cuma ingin tanya, apa kamu udah mengerjakan tugas kuliah yang kemarin? Hari ini dikumpulkan ke dosen kan?" jawab Anna. "Oh, tugas itu. Udah selesai kok, kenapa?" "Gak ada apa-apa. Bagus kalau begitu, aku juga udah selesai," jawab Anna dengan tersenyum, lalu duduk di kursi belajarnya. Pedro terheran dengan sikap Anna hari ini, karena tidak seperti biasanya. "Hah, cuma tanya begitu doank? Tumben sekali Anna bertanya tentang tugas," batin Pedro sambil melihat Anna mempersiapkan belajarnya, kemudian Pedro segera mengambil ponselnya lagi. Lima menit lagi jam kuliah dimulai, tampak 2 teman akrab Pedro baru saja datang, kebetulan mereka datang bersama. Pedro memiliki 2 sahabat di kelasnya, mereka bernama Fandy dan Kevin. "Hallo Pedro!" sapa kedua temannya. "Hey! Kenapa baju kalian basah begitu?" balas Pedro mengetahui pakaian mereka sedikit basah, kemudian mereka melakukan tos. "Iya nih, tapi gak masalah. Tadi kehujanan, padahal sedikit lagi sampai kampus. Kami males pakai jas hujan," jawab Kevin. "Nanggung kalau pakai jas hujan," tambah Fandy. Katanya Fandy dan Kevin kebetulan bertemu di jalan dekat kampus, jadi masuk kelas bisa bareng. "Oh, jadi begitu. Aku yakin kalian gak akan sakit, apalagi cuma kehujanan sebentar." "Iya jelas donk!" Pedro dan kedua temannya mengobrol di ruang kelas sambil menunggu jam kuliah tiba, tampak Anna tersenyum mendengar pembicaraan mereka. "Hey Anna, senyum-senyum sendirian! Kenapa sih?" tanya seorang gadis sambil menepuk bahu kiri Anna, dia adalah sahabatnya yang bernama Siva. "Hiih, bikin kaget aja!" balas Anna. "Oh, aku tau. Jangan-jangan tersenyum karena ...," ucap Siva sambil menunjuk Pedro, namun terhenti karena Anna menutupi mulutnya. "Jangan berisik! Sembarangan aja kalau bicara," bisik Anna, sementara Siva hanya bisa mengangguk tanda setuju. Semua mahasiswa sudah hadir, kini seorang dosen wanita datang memasuki ruang kelas. Semua mahasiswa langsung tenang dan mempersiapkan diri untuk belajar, meski dosen tersebut ramah saat mengajar. "Selamat pagi semuanya! Hari adalah pengumpulan tugas yang saya sampaikan 3 hari yang lalu, jangan lupa!" ucap dosen tersebut. "Siap, Bu!" jawab para mahasiswa. Semua mahasiswa bergegas maju ke depan untuk mengumpulkan tugas kuliah, ada juga yang menitipkan tugas itu kedua temannya. Setelah semuanya selesai mengumpulkan tugas, dosen akan memberi penilaian tapi nanti saat di kantor. Saat ini ingin menerangkan beberapa materi kuliah. Selama ini, Pedro termasuk mahasiswa pintar, semua mengira bahwa Pedro mendapat beasiswa kuliah, tapi sebenarnya salah, karena Pedro adalah orang kaya. Justru itu yang diinginkan Pedro, agar status sebagai orang kaya selalu tersembunyi. Materi pelajaran berjalan dengan lancar, terlihat semua mahasiswa memperhatikan dengan serius. Sekian jam berlalu hingga akhirnya jam kuliah berakhir, dosen segera berpamitan dan meningalkan ruang kelas. "Pedro, ayo ke kantin!" ajak Fandy. "Uhmm, aku ...," jawab Pedro ragu. "Tenang saja, kalau gak bawa uang. Nanti aku gratisin, oke!" ucap Kevin, kedua teman Pedro selalu baik padanya, jadi Pedro sangat senang berteman dengan mereka. Meski begitu, Pedro selalu berusaha untuk tidak merepotkan mereka. "Oh, aku bawa uang kok. Ya udah, ayo!" jawab Pedro, sebenarnya Pedro ingin ke perpustakaan karena tadi sempat mendengar bahwa Anna ingin ke sana, tapi untuk menemani teman, akhirnya dia pergi ke kantin. Anna melihat sebentar kepergian Pedro bersama kedua temannya. "Anna, ayo! Katanya mau ke perpustakaan," ucap Siva sedikit mengagetkan Anna. "Oke!" Anna segera membereskan buku, lalu menuju perpustakaan. Pedro dan teman-temannya sudah sampai di kantin, mereka segera memesan makanan sesuai selera. Setelah itu mengobrol santai, terkadang sedikit bercanda ria. Saat di kampus, perasaan Pedro hampir selalu bahagia, karena kehidupan lebih bebas dan banyak teman. Waktu terus berlalu hingga siang dan saatnya pulang kuliah. Terlihat Pedro baru saja keluar dari ruang kelas memembawa tas ranselnya, dia tampak bahagia bersama kedua temannya, namun ada seorang gadis yang datang mendekatinya. "Pedro! Pulang bareng yuk!" ajak gadis itu, bahkan berani menggandeng tangan Pedro. "Apaan sih. Enggak, aku lebih suka pulang sendiri," jawab Pedro sambil melepas tangan gadis itu. Sebenarnya gadis itu bernama Lucia Ventika, gadis yang selalu mencari perhatian pada Pedro, bahkan ingin sekali mendapatkan hati Pedro, namun Pedro sama sekali tidak mencintainya, meski dia gadis cantik dan orang kaya, mungkin karena sifat Lucia genit. Anna melihat kejadian itu, dia dan Siva mencoba memperhatikan. "Pedro, kenapa kamu selalu menolak cintaku?" tanya Lucia. "Cinta? Apa itu cinta? Aku gak mengerti sama sekali. Maaf, aku sedang buru-buru, jangan ikuti aku!" Pedro merasa kesal, lalu bergegas pergi meninggalkan Lucia. Terlihat Anna terkejut mendengar perkataan Pedro, dia merasa tidak percaya Pedro berkata begitu. Sementara kedua teman Pedro bergegas menyusulnya. "Pedro!!!" teriak Lucia sangat kecewa, namun setelah itu tersenyum sinis. "Baiklah, jadi selama ini kamu belom mengerti apa arti cinta? Aku pastikan, kamu nanti akan ketagihan dengan cinta, hehehe," batin Lucia merencanakan sesuatu. Di perjalanan menuju tempat parkir, Kevin bertanya, "Pedro, serius kamu gak mengerti arti cinta?" "Hahaha, entahlah. Mungkin aku memang belom memahami cinta," jawab Pedro malah tertawa. "Astaga, apa harus aku ajari mengenai cinta," ucap Fandy. "Jangan! Bahaya kalau kamu yang ajarin, bisa salah arah!" balas Kevin. "Heh, apa maksudmu?" Fandy merasa kesal hingga ingin menjitak kepala Kevin, namun dihindari. Mereka malah bercanda ria, sementara Pedro hanya menggelengkan kepala. Sekian menit kemudian, Pedro pulang mengendarai motor sendirian. Namun sebelum pulang, dia mampir ke sebuah minimarket untuk membeli keperluan pribadi, seperti parfum, tisu, dan shampoo. Pedro sempat bingung karena aroma parfum yang biasa dibeli habis, dia mencoba aroma lain tapi tidak bisa mencium aroma karena masih tersegel. Akhirnya dia memilih parfum warna silver. "Ini, saja. Semoga aromanya segar," gumam Pedro. Selanjutnya menuju kasir, karena semua keperluan sudah terbeli. Pedro menunggu seorang kasir wanita yang sedang menghitung barang belanjaan miliknya, kebetulan angkutan hanya 1, jadi bisa cepat. "Totalnya segini Mas!" ucap kasir wanita. "Oke, bisa pakai ini kan?" tanya Pedro sambil menyodorkan kartu kredit. "Bisa." Tiba-tiba ada suara seorang gadis bertanya, "Pedro? Jadi kamu punya kartu begituan?" "Anna?" kaget Pedro, ternyata gadis itu adalah Anna, pujaan hatinya. Pedro memang memakai jaket dan topi, jadi Anna baru sadar setelah mendengar suara Pedro. "Ini, bu-bukan punyaku. Tadi pagi pinjem tanteku, hehe," jawab Pedro mengelak. "Oh, apa benar begitu? Baik sekali tantemu." "Iya, benar. Tanteku baik sekali," balas Pedro sambil menggaruk kepalanya. "Aduh, kenapa ada Anna di sini. Bisa bahaya kalau dia tau semuanya. Semoga dia percaya," batin Pedro. Setelah pembayaran selesai, Pedro bergegas pergi meninggalkan minimarket, tapi berpamitan dulu pada Anna agar tidak curiga. Namun sikap Pedro yang salah tingkah membuat Anna penasaran. "Pedro, sebenarnya siapa dia? Aku gak yakin kartu kredit itu milik tantenya. Sebaiknya aku ikuti Pedro, aku penasaran dengan rumahnya seperti apa," batin Anna, lalu bergegas mengikuti Pedro dari belakang. Apa yang terjadi jika Anna tahu bahwa sebenarnya Pedro orang kaya? Sungguh sulit dibayangkan, karena selama ini, semua mengira bahwa Pedro orang sederhana. Mungkinkah kehidupan Pedro di kampus akan berubah?

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD