Kemolekan Tubuh Liza

1498 Words
PLAK! Efek suara sebuah tamparan menguar nyaring, memenuhi seluruh sudut ruangan Presdir The Farente Resort. "Kau pikir aku tidak tau konferensi pers semalam itu hanya sandiwara, huh? Gambar pertama saat kau memasuki hotel itu bersama pel*c*r, kan?" Lukas hanya bergeming ketika Adam sang ayah menampar wajahnya, menghujami dengan rentetan tuduhan. Pria paruh baya itu hanya meminta hal sederhana yakni menaruh harapan sang putra hidup di jalan yang lurus, mengurus perusahaan dengan benar dan berhenti tidur dengan wanita random. "Apa kau lupa bahwa kau sudah menikah, huh? Kau sama sekali tak peduli pada istrimu?" sentak Adam semakin geram. Adam Farente merupakan suami Sarah—ayah Lukas adalah pemangku jabatan dan saham tertinggi The Farente Resort. Usianya yang sudah memasuki setengah abad lebih tak menghalangi performa dirinya yang memang seorang workaholic dan pebisnis ulung. Pria paruh baya itu masih terlihat bugar dan cekatan dalam memimpin perusahaan. "Maaf." Lukas hanya respon datar terhadap ocehan panjang sang ayah. Tak ada raut penyesalan sama sekali. "Maaf kau bilang?" Habis sudah kesabaran Adam, pria itu memijat keningnya frustrasi. "Kau benar-benar anak yang tak tahu diuntung!" Adam lantas mengepal tangan kuat, kali ini murka benar-benar menguasainya. Ia pun berniat melayangkan perlakuan kasar lain yakni memberi bogem mentah ke arah Lukas. "Papa, hentikan!" Beruntungnya, Liza datang tepat waktu dan berhasil menghentikan adegan Adam yang hampir melayangkan tinju. Si*al! Ini memalukan. Mau apa Liza kemari? "Ah .... masuk, Nak." Seketika Adam canggung seraya menurunkan kepalan saat aksinya tertangkap basah sang menantu. Adam lantas berdeham diikuti gelagat merapikan jasnya. Sementara itu, Liza datang untuk memenuhi panggilan sang ayah mertua yang memang memintanya untuk datang tadi. "Maaf, Pa. aku datang terlambat. Tapi ada apa ini? Apa yang Lukas lakukan sehingga kau hendak memukulnya?" tanya Liza pura-pura khawatir seraya mengambil posisi sejajar dengan Lukas. Adam pun menghela napas panjang sebelum mulai menerangkan. Tak lama, pria berkumis cukup tebal itu mengatakan kalau ia tahu bahwa Lukas bersama wanita lain malam tadi dan bukan Liza karena diam-diam Adam mengirim mata-mata untuk mengawasi gerak-gerik putranya. "Ch! Kau memata-mataiku? Kekakanakan sekali. Aku sudah dewasa, Pa," sindir Lukas. Sejurus itu, Liza diam-diam menginjak sepatu sang suami agar mulutnya berhenti membantah—seolah memberi tanda bahwa dirinya bisa meng-handle masalah ini lebih baik dari daripada Lukas. Sial*n sekali wanita ini! Dia berani menginjakku! Rutuk Lukas menahan rasa sakit imbas terinjak. "Tidak, Pa. Wanita yang bersama Lukas itu adalah aku sendiri." Liza mulai mengarang alasan, membela Lukas. Sebenarnya, jika Liza mau, wanita itu dapat menghancurkan reputasi Lukas di depan sang ayah. Namun, lagi-lagi hutang budi kepada mendiang nenek Marla menuntutnya untuk memainkan peran sebagai istri yang baik, termasuk membela suami yang bersikap buruk padanya. "Kau tidak perlu membelanya, Liz. Aku sudah hapal tabiat putraku." "Aku tidak membela Lukas. Aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya, Papa." Dengan penuh percaya diri, Liza mulai mengarang kronologi bahwa pasangan suami istri itu check in di hotel sampai terjadinya konferensi pers. Liza juga mengaku bahwa sebagai pasangan yang terbilang baru menikah, Lukas dan dirinya masih memiliki hasrat melakukan bulan madu di berbagai hotel berbeda. "Benarkah? Lalu, siapa perempuan berambut pirang yang dilihat orang suruhanku?" "Jelas itu aku, Pa. Kau tidak lihat outfit kukenakan sama persis dengan yang di berita semalam? Kau juga tau 'kan, paparazi selalu memelintir berita demi viral. Jangan terpengaruh, Pa," imbuh Liza lagi. Adam mengerenyitkan dahi seolah masih tak percaya dengan perkataan Liza yang begitu meyakinkan. Tak beda jauh dengan sang ayah, Lukas turut menilik keheranan ke arah sang istri di sebelahnya. "Ah ... sebenarnya ini rahasia di antara kita. Tapi karena aku tidak ingin kau terus salah paham dengan Lukas, aku akan mengatakannya." Liza bergestur serupa orang yang ingin berbagi rahasia. Wanita itu kemudian mendekati ayah mertuanya bermaksud membisikkan sesuatu. "Lukas ingin aku cosplay menjadi wanita pirang seksi untuk konsep bulan madu tadi malam," karang Liza. Mendengar ungkapan Liza yang tak sepenuhnya berbisik alias masih bisa terdengar, sontak membuat rona di pipi Lukas menguar. Liza cosplay berambut pirang? Seksi? Suhu tubuh Lukas meningkat seraya membatin dalam hati. Bayangan Liza berpenampilan sexy bahkan tergambar jelas di pikirannya. Meskipun hanya menikah dalam kepura-puraan, Lukas tetaplah pria normal yang tak menampik lekuk tubuh seksi milik Liza. Tidak, tidak! Lupakan khayalanmu, Luk. Ingat, kau tidak boleh jatuh cinta padanya. Setelah mendengar penjelasan Liza, kemarahan Adam mulai mereda. Pria paruh baya itu memilih percaya kali ini dan memaafkan Lukas. "Baiklah, jika memang kalian kompak aku senang mendengarnya. Tapi aku ingin melihat sendiri kekompakan kalian dalam sebuah kerjasama." "Maksud Ayah?" tanya Lukas spontan. "Aku akan memberi kalian misi yang cukup sulit kali ini. Misi ini menyangkut reputasi The Farente Resort. Jika kalian mampu menyelesaikan misi ini dengan baik, aku berjanji tidak akan memata-mataimu lagi, Luk. Dan kau pun akan segera mewarisi posisiku yang memang sudah memenuhi keinginan mendiang nenekmu." Raut sumringah sontak terbit dengan jelas dari wajah Lukas. Namun, tidak dengan Liza karena ia dilibatkan di dalamnya. Sang puan hanya berekspresi datar tak terbaca. Jauh dalam hatinya, kekhawatiran sedang menyambangi wanita itu. "Jika menyangkut pekerjaan, aku yakin aku pasti bisa. Cepat katakan, apa yang harus aku ... uhm, maksudku apa yang harus kami lakukan?" Lukas buru-buru mengoreksi kalimatnya. "Baiklah, dengarkan aku baik-baik." Adam mulai menjelaskan misi pekerjaan yang harus diselesaikan oleh putra dan juga menantunya. Akan ada sepasang suami istri berasal keluarga pebisnis sekaligus keturunan bangsawan dari salah satu Negara Asia Tengah yang hendak melakukan investasi kepada beberapa hotel bintang lima di tanah air. Rumornya, sang bangsawan hanya akan memilih satu hotel tebaik saja. "Pasangan bangsawan tersebut bernama Aldrick Xavier dan Jena Xavier. Tugas kalian adalah menjamu pasangan Xavier dengan pelayanan terbaik di Farente Resort cabang Bali selama 3 hari 2 malam." "Baiklah. Kapan mereka akan datang?" tanya Lukas yang kembali menimpali dengan antusias. "Lusa, hari Sabtu. Kalian akan berangkat besok malam." Si*l. Padahal aku ada janji dengan Norin, Lukas membatin pasrah. Nyatanya di hari penting itu sang pria memiliki janji bertemu dengan sosok bernama Norin. Rautnya pun berubah sendu. Bersamaan itu, Liza menilik sesaat wajah pria di sebelahnya, menerka bahwa ada yang janggal dengan ekspresi Lukas. "Baik, Pa. Kau bisa mengirimkan data mengenai pasangan Bangsawan Xavier ke email-ku dan juga Lukas. Kami akan melaksanakan tugas sebaik mungkin." Tak ingin terpaku pada raut murung Lukas, Liza memilih segera menyetujui misi dari sang mertua agar urusan di sana cepat selesai. Beberapa saat kemudian. Liza membuka pintu mobil jenis sedan mewah seharga miliran rupiah yang terpakir di basement VIP. Ia lalu menutupnya cukup kencang. "Hey, jangan kasar pada mobilku, ya!" protes Lukas menyemprot Liza. Sejurus itu, Liza malah memutar bola mata dengan malas terkesan tak suka jika harus satu mobil dengan suami brengs*knya. Bahkan jika sedang di rumah, keduanya tidur di kamar terpisah. Mereka akan pura-pura tidur satu kamar ketika Sarah sesekali menginap di sana. "Kau ini seorang konglomerat atau gembel? Satu mobil rusak, bisa dengan mudah dibeli lagi, bukan? Jangan merengek seperti bayi," sindir Liza tajam, berhasil menyulut api di d**a Lukas. Erhg! Untung saja dia wanita. Aku memang kasar tapi aku tidak memukul wanita. Lukas membatin kesal imbas sindiran Liza barusan. Bukan apa-apa, kali ini Lukas sedang memakai mobil kesayangannya. Ia tidak rela jika mobil itu rusak atau tergores. "Ah, sudahlah. Wanita sepertimu tak akan mengerti arti benda kesayangan." Lukas memutar bola mata dengan malas, tak ingin terlalu berdebat lebih jauh. "Terserah kau saja. Cepat katakan, kenapa kau memanggilku kesini? Aku tidak berminat berlama-lama di mobil yang menjadi saksi bisu perbuatan mes*mmu dengan banyak wanita." "Astaga, Liz. Mulutmu benar-benar tajam akhir-akhir ini." Lukas bedecak seraya menggeleng kepala. "Tapi tak apa, aku tidak suka dengan wanita yang hanya manut karena mereka terlihat bodoh," lanjut Lukas yang makna sebenarnya mengandung ejekan. "Oh, jadi kau mulai suka padaku?" tantang Liza mencoba menekan batas suaminya. "What! Jangan mimpi di siang bolong, Nona Liza. Lebih baik kau fokus dengan misi mu membantuku. Ingat, hutang budimu terlalu besar pada nenekku bahkan sampai sekarang." Sakit dan menyengat. Di saat Liza memiliki kekuatan untuk membela diri melawan suami yang hanya mempermainkannya, seketika itu juga sikap percaya dirinya runtuh saat Lukas kembali mengungkit perihal hutang budi pada mendiang sang nenek. "Ada janji yang tak bisa aku batalkan sabtu pagi. Jadi aku minta, kau handle dengan baik tamu bangsawan yang dimaksud oleh ayah. Aku akan terbang menyusul ke Bali siang hari, mengerti?" Liza memilih diam tak merespon, ia sudah hapal dengan maksud janji Lukas yang tak bisa dibatalkan. Apalagi, jika bukan wanita random yang akan dikencaninya. Tak dapat dipungkiri, d**a wanita itu panas. Kedua tangan mengepal kuat. Sebuah plester instan yang tergenggam untuk membalut luka pun urung ia berikan kepada Lukas. Sebelumnya, Liza berniat hendak memberikan plester itu untuk menutup luka di sudut bibir Lukas yang kentara memar imbas tamparan keras Adam tadi. Tetapi, kini ia menyesal telah peduli. Tak hanya mem-back up ketika sang suami melakukan affair, Liza juga harus bersedia melakukan apapun yang diperintah Lukas termasuk mem-back up hal penting seperti misi pekerjaan dari Adam kali ini. Bahkan di saat seperti ini, kau lebih memilih perempuan lain daripada misi krusial dari Papamu. Di mataku, Kau semakin menjijikan, Luk. Tidak ada yang bisa dibanggakan dari seorang billionaire sampah sepertimu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD