“Maafkan aku, Yang. Aku membuatmu dalam masalah,” ucap Jaka lirih. Pria itu menggenggam tangan sang istri dengan erat. Matanya menyiratkan sejuta penyesalan.
Kedua orang itu duduk berhadapan di atas kasur. Untuk sementara, Jaka dan Sheila akan menempati rumah di sebelah rumah aman. Untung saja Jaka memiliki saham di perumahan itu. Jadi tidak sulit baginya untuk memiliki dua rumah berdekatan. Bahkan sejak mempunyai rumah di sana, Jaka sengaja membatasi warga yang tinggal di blok yang sama dengannya.
Sheila tidak menjawab. Dia hanya memandang suaminya tanpa kedip. Wanita itu tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Dia merasa terkejut, takut sekaligus lega, tidak tahu mana yang lebih dia rasakan. Tidak pernah sekali pun Sheila membayangkan hidupnya akan menemui cobaan seperti ini.
Sheila meng
