48. Ternyata Roy...

1304 Words

Jaka baru saja keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan hasratnya untuk yang keempat kalinya tadi di kamar mandi. Wajahnya berbinar penuh kepuasan. Tidak rugi dia merogoh kantongnya untuk membeli ratusan mawar dan meminta orang untuk menggantungnya di langit-langit apartemen. Ingatkan dia untuk berterima kasih pada Haris karena sudah melaksanakan tugas dengan baik meski mulutnya tidak berhenti mengomel. Dilihatnya sang istri masih di depan kaca rias, mengeringkan rambut. Matanya meyeritkan kelelahan. Tiba-tiba saja dia merasa bersalah. “Sini, aku bantu.” Jaka meraih hair dryer dari tangan Sheila lalu mengarahkannya ke kepala sang istri. Tangannya terampil mengeringkan rambut sebahu istrinya. “Selesai!” ucap Jaka dengan bangga. Bibirnya bahkan tersenyum sangat lebar. Saat mata keduan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD