Keesokan pagi, Clara pergi sekolah di antar oleh sopirnya. Rio sudah menunggu Clara sedari tadi di perempatan sambil membawakan nasi goreng sama setangkai bunga mawar merah. Tapi sialnya, Clara langsung masuk ke dalam sekolah dan Rio tidak sempat menemuinya. “Ah, sial, kenapa juga sopir itu menghentikan mobilnya tepat sekali di depan pintu gerbang? Kan aku jadi tidak sempat memberikan barang rayuan mautku untuk bocah itu!” Gerutu Rio sambil memandang kotak nasi goreng dan setangkai bunga mawar merah yang ada di atas kursi mobil. Rio terlihat berpikir sesuatu, “Bagaimana kalau ini aku titipin sama satpam itu aja?” tanyanya lagi pada diri sendiri. “Sepertinya ide bagus, titip saja,” lanjutnya lagi. Rio segera membungkus kedua benda tersebut dengan plastik berwarna hitam, bagaimana pun