"Jadi maksudmu, kamu masih marah padaku karena aku menikahi Amara? Apa perkataanku yang akan memperlakukan kalian berdua dengan adil tidak cukup bagimu?" Bian menatap penuh intimidasi. Dalam hati sebenarnya dia cukup terkejut saat tidak lagi mendapati binar cinta pada manik mata Alea. Benarkah Alea sudah tidak mencintainya lagi? "Aku juga sudah mengatakan padamu bukan, kalau aku akan mencarikan kamu rumah yang sama besarnya untuk mengganti rumah kita yang nantinya aku berikan pada Amara? Lalu, kenapa kamu masih saja belum puas? Kamu bahkan sengaja menyuruh kedua orang tuaku datang ke rumah kita 'kan?" Kata demi kata yang keluar dari mulut Bian membuat hati dan kuping Alea semakin panas. Bagaimana bisa, lelaki itu berpikir kalau dia akan melakukan hal yang akan membahayakan ibu mertuanya