Gagal

2161 Words

Moza terdiam di depan lift yang baru saja terbuka, matanya tak berkedip menyaksikan adegan klasik yang menodai mata, membuat dadanya sesak luar biasa. Seakan ada batu besar yang menghimpit, menghalangi aliran pernapasannya. "Berengsek!" Moza mencengkram erat paper bag di tangannya. Tak ada pergerakan yang memperlihatkan tanda-tanda dia akan keluar dari lift. Hingga akhirnya lift tertutup lagi, tubuh Moza seketika terjatuh, kakinya gemetar tak mampu menopang beban tubuhnya. Air mata yang sedari tadi dia bendung, langsung tumpah membasahi kedua pipinya. "Laki-laki berengsek!" Moza memukul dinding lift, tak peduli jika itu menyakiti tangannya. "Sialan!" Dia terus mengumpat, menyumpah serapah Bara berulang kali. Moza tak menyangka jika kedatangannya akan disambut adegan tak senonoh yan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD