6. Terlalu Mencintai

1273 Words
Pagi ini Ravenna kembali mengunjungi Theodore, tidak seperti kemarin. Ia bersama Theodore lebih lama, ia menggunakan waktunya untuk merawat Theodore. Sesekali ia akan menjawab panggilan dari asistennya, lalu kemudian ia melihat ponselnya. Memeriksa kotak masuk di surelnya. Theodore tidak pernah melihat Ravenna dalam ekspresi serius seperti ini. Mantan cucu menantunya terlihat sangat berbeda ketika ia sedang serius bekerja. Sekali lagi Theodore menyadari bahwa perpisahan antara Ravenna dengan Eldrion memang yang terbaik untuk mereka. Ya, setidaknya terbaik untuk Ravenna. Lihatlah bagaimana kepompong kecilnya berubah menjadi kupu-kupu yang indah. Terbang dengan bebas, memamerkan daya pikatnya. Ravenna selesai, ia menyimpan kembali ponselnya. Ia tersenyum pada Theodore. "Kakek, apakah kau ingin minum?" "Tidak, kakek belum haus." "Baiklah, apakah ada yang ingin Kakek makan?" "Kakek merindukan masakanmu. Hanya saja saat ini kita sedang di rumah sakit." "Kalau begitu cepatlah sehat, aku akan memasak untuk Kakek." "Kakek sudah sangat sehat." Ravenna tersenyum hangat. "Mari kita tunggu hasil pemeriksaan dokter." Theodore menghela napas pasrah. Jika menunggu hasil pemeriksaan dokter, ia pasti masih harus dirawat selama beberapa hari lagi. "Ravenna, mengenai orang yang ingin kau kenalkan pada kakek, apakah itu kekasih atau suamimu?" Ravenna tertawa kecil mendengar pertanyaan dari Theodore. "Kakek, sebentar." Ia mengeluarkan ponselnya lalu kemudian menghubungi Quillon. "Ibu." Layar ponsel Ravenna kini dipenuhi oleh wajah tampan Quillon. "Quillon, ayo sapa Kakek buyut." Ravenna kemudian mengarahkan layar ponselnya pada Theodore. "Halo, Kakek buyut. Aku Quillon Lysander." Theodore menatap wajah Quillon. Ia telah merawat Eldrion dari kecil, dan wajah yang ia lihat saat ini sembilan puluh persen terlihat seperti Eldrion masih kecil. "Quillon Lysander?" Theodore melihat ke arah Ravenna. "Kakek, maafkan aku karena memakai nama keluarga Kakek tanpa meminta pendapat Kakek terlebih dahulu. Quillon adalah cicit kakek." Perasaan Theodore campur aduk sekarang, matanya kini memerah. Ia melihat ke layar ponsel Ravenna lagi. Ia kira ia akan tutup usia tanpa memiliki cicit, tapi ternyata saat ini ia telah memiliki cicit yang begitu tampan dan sehat. "Kakek buyut, ayo lekas sembuh. Aku sangat ingin bertemu dengan Kakek, tapi ibu berkata bahwa aku tidak boleh ke rumah sakit menemui Kakek buyut." Air mata Theodore jatuh, tapi ada senyuman bahagia di wajah tua pria itu. "Kakek akan segera sembuh. Kakek buyut juga sangat ingin bertemu denganmu." "Kakek buyut, kenapa Kakek menangis?" "Kakek buyut sangat bahagia. Kakek buyut ternyata memiliki cicit yang tampan dan menggemaskan." Ravenna tahu bahwa Theodore pasti akan sangat menyayangi Quillon. Pria tua ini sangat hangat dan berhati lembut, berbeda dengan Eldrion yang dingin. "Bukankah aku terlihat seperti Ayah, Kakek buyut?" "Benar, kau sangat mirip dengan Ayahmu," balas Theodore. "Berapa usiamu saat ini, Cucuku?" "Empat tahun lebih, Kakek buyut." Dokter kemudian masuk. Mengganggu perbincangan Theodore dan Quillon. "Sayang, Kakek akan diperiksa dulu. Ibu akan menelponmu lagi nanti," seru Ravena. "Ya, Bu." Ravenna kemudian memutuskan panggilan itu setelah memberikan kecupan pada putranya. Dokter pria yang menangani Theodore melihat ke arah Ravenna. Ia memiliki hubungan yang cukup baik dengan keluarga Lysander, tapi ia tidak pernah melihat wanita di depannya ini sebelumnya. "Kakek, aku akan memeriksa kakek dulu." Pria itu kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Theodore. "Kenapa denyut jantung kakek lebih cepat dari biasanya?" "Tidak apa-apa, aku hanya lebih bersemangat saja," balas Theodore. "Apakah aku sudah boleh pulang?" "Kakek harus tetap di rumah sakit setidaknya sampai besok. Jika Kakek tidak sadarkan diri lagi seperti kemarin maka kondisi Kakek akan semakin buruk." "Aku sudah jauh lebih baik." "Kakek, hanya satu hari lagi." Ravenna bersuara. Theodore menghela napas pasrah lagi. "Baiklah." Dokter semakin penasaran tentang siapa wanita di depannya, kenapa Theodore menuruti ucapannya. "Kakek, kalau aku boleh tahu siapa wanita ini?" "Mantan istri Eldrion." "Ah, mantan istri Eldrion." Pria itu memang pernah mendengar Eldrion telah menikah, tapi ia tidak pernah melihat seperti apa istri Eldrion. Yang ia tahu dari keluarga Eldrion bahwa istri Eldrion memiliki penampilan yang membosankan. Wanita itu adalah wanita licik yang memanfaatkan Theodore sehingga Theodore memaksa Eldrion menikah dengannya. Namun, selama beberapa tahun belakangan ini ia tidak pernah mendengar tentang perceraian antara Eldrion dan wanita di depannya. Sebenarnya tidak terlalu heran jika hanya sedikit berita yang tersebar mengenai Eldrion karena Eldrion selalu menjaga privasinya. "Ravenna, ini adalah Hugo, putra dokter keluarga Lysander." "Hugo." Dokter itu mengulurkan tangannya. Ravenna segera membalas uluran tangan itu. "Ravenna." "Kakek, jaga emosimu." Hugo memberitahu Theodore. "Aku mengerti." "Baiklah, kalau begitu aku keluar dulu." "Ya, silahkan," balas Theodore. Sebelum pergi Hugo mengarahkan pandangannya pada Ravenna lalu menganggung pelan yang dibalas oleh anggukan kecil juga oleh Ravenna. Hugo tidak mengerti dari mana penilaian orang mengenai penampilan Ravenna yang membosankan, nyatanya ia memiliki gaya berpakaian yang baik. Tubuhnya sangat sempurna, ketika ia memakai pakaiannya ia tampak seperti seorang model. Setelah Hugo pergi, Ravenna kembali hanya berdua saja dengan Theodore. "Ravenna, kenapa kau tidak pernah memberitahu Kakek tentang Quillon?" tanya Theodore. "Maafkan aku, Kakek. Aku takut jika nanti Kakek akan kembali memaksa Eldrion kembali bersamaku jika Kakek tahu bahwa aku dan Eldrion memiliki anak." Theodore tidak senang dengan jawaban Ravenna. Apapun alasannya, seharusnya Ravenna tidak menyembunyikan tentang hal ini darinya. Namun, ia tidak ingin memarahi Ravenna. Bagaimana pun melahirkan dan membesarkan anak sendiri bukanlah sesuatu yang mudah. Ravenna telah melakukannya dengan sangat baik. "Apakah kau tidak memberitahu Eldrion?" "Aku tidak memberitahunya, Kakek." "Kenapa?" "Karena aku pikir Eldrion mungkin tidak menginginkannya." "Dari mana kau mendapatkan pemikiran seperti itu, Ravenna? Eldrion mungkin memperlakukanmu dengan dingin, tapi tidak pada darah dagingnya sendiri." Ravenna sudah menyiapkan dirinya dimarahi seperti ini oleh Theodore ataupun Eldrion. Nyatanya ia memang yang mengambil keputusan untuk tidak memberitahu mereka tentang Quillon. Melihat Ravenna yang tidak membantah, Theodore berhenti memarahi Ravenna. "Ravenna, Kakek tahu kau sangat kecewa dan sakit hati karena Eldrion, tapi kau tidak seharusnya menyembunyikan kehadiran Quillon. Eldrion berhak tahu. Kakek yakin Eldrion tidak akan memperlakukan Quillon dengan buruk." Theodore bicara dengan pelan. "Maafkan aku, Kakek." "Sudahlah, tidak perlu meminta maaf. Kakek tidak akan membahas tentang hal ini lagi. Biarkan Quillon bertemu dengan ayahnya. Putramu berhak mendapatkan kasih sayang ayahnya." "Aku mengerti, Kakek." "Kau sudah melalui masa-masa sulitmu sendirian. Terima kasih karena telah melahirkan Quillon." "Tidak perlu berterima kasih, Kakek. Kehadiran Quillon adalah sesuatu yang sangat aku nantikan." Ravenna berpikir bahwa ia akan sendirian di dunia ini tanpa keluarga lagi setelah bercerai dengan Eldrion, tapi ternyata Tuhan sangat baik padanya menghadirkan Quillon di rahimnya. Kehadiran Quillon membuat Theodore menjadi semakin ingin berumur panjang. Ia sangat ingin Ravenna kembali dengan Eldrion demi Quillon, tapi untuk saat ini ia tidak akan meminta hal itu. Ia tidak ingin membuat apa yang ditakutkan Ravenna benar-benar terjadi. "Kakek, tolong jangan mengambil hak asuh Quillon dariku." Ravenna mengungkapkan kekhawatirannya. Salah satu alasan kenapa ia tidak ingin memberitahu keberadaan Quillon adalah karena ia takut hak asuh Quillon akan diambil darinya. Ia tahu benar bahwa Theodore dan Eldrion sangat mampu melakukannya. Theodore memandang Ravenna, ia sekali lagi kecewa terhadap Ravenna. Namun, ia mengerti kenapa Ravenna bisa berpikir seperti itu. Ravenna adalah ibu Quillon, ia hanya memiliki Quillon dalam hidupnya. "Kakek tidak akan memisahkanmu dengan Quillon, Ravenna. Jangan pernah mengkhawatirkan tentang hal itu." "Terima kasih, Kakek." Ravenna tahu bahwa Theodore akan memegang kata-katanya. "Ravenna, ceritakan tentang Quillon pada Kakek." "Baik, Kakek." Ravenna kemudia menceritakan semua hal tentang Quillon. Ia membanggakan putranya yang pintar dan sangat pengertian. Quillon jarang sakit, ia juga tidak rewel. Quillon benar-benar anak yang sangat baik. "Quillon memiliki alergi yang sama dengan Eldrion. Dia juga menyukai makanan yang sama dengan Eldrion. Warna juga begitu." Theodore mendengkus tidak puas. "Kau terlalu mencintai Eldrion, jadi Quillon mengambil begitu banyak tentang Eldrion." Ravenna tidak bisa membantah, nyatanya memang seperti itu. Ia terlalu mencintai Eldrion, sampai segala hal mengenai Eldrion jatuh pada Quillon. Ia mengandung selama sembilan bulan lebih, tapi saat Quillon lahir dan tumbuh besar, yang terlihat hanya kemiripan Quillon dengan Eldrion. Sementara dirinya, hanya mendapatkan sedikit bagian saja. tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD