29

952 Words

Pintu kamar yang tiba-tiba didorong membuka, membuat Al cepat-cepat membalikkan badan, menatap Ian di ambang pintu yang menatap ke arah kami dengan wajah curiga. "Aku mau mengambil sesuatu di sini." Al menatap sekeliling. Lalu menepuk keningnya sendiri cukup keras. "Ya ampun, sepertinya aku mulai pikun. Aku lupa kalau kamar ini beberapa hari ini kalian tempati. Tentu botol obatnya ada di lemari di kamarku. Ya ampun kenapa aku bisa lupa." Al kembali menepuk keningnya. Ian terus menatap Al dengan kening berkerut. Terlihat tak percaya. Tak ingin keduanya berkelahi gara-gara ini, maka kupandang Ian, mengangguk padanya mencoba memberinya keyakinan. "Al dari tadi kebingungan cari botol obat." Al menatapku dengan tatapan sulit diartikan. Lalu mengangguk kecil. Aku menuju ke arah Ian dan mem

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD