44. Terputar kembali

1166 Words

“Kamu di sini, ya. Temenin kakak, Please!” ujar Kak Rio memohon. Tangan Kak Rio tidak mau diam, terus saja mengelus rambutku yang lebat. Namun, aku merasakan kenyamanan dari tangannya. Tangan besarnya seolah menjadi candu untukku. Aku memakan makanan di depanku dengan lambat, aku ingin menghentikan waktu untuk terus seperti ini. Orang bilang, ikatan persaudaraan itu sangat kuat. Mungkinkah saat ini terjadi padaku? Sekuat apapun aku menolak kebaikannya, tapi aku pun terperangkap lagi olehnya. “Kalau bukan demi orangtua, setidaknya demi kakak,” ucap Kak Rio lagi. “Tidak ada yang bisa menggambarkan betapa traumanya aku, Kak. Saat kecil aku dibuang di jalanan, melewati masa-masa sulit sekian taun. Aku dipandang hina, direndahkan, dan tidak pernah lebih berarti daripada sampah, aku tidak

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD