Sial, aku sudah mencium Adiva dan merenggut first kissnya. Adiva memelototkan matanya, hidungnya juga tampak kembang kempis, sudah pasti dia akan marah kepadaku. Aku meringis menanti kemarahannya, tapi sudah lebih lima menit aku menunggu, dia tak kunjung marah. Hingga tiba-tiba, "Hiksss hiksss ...." Suara isakan Adiva terdengar, aku lebih mematung. Tangisan Adiva lebih kencang dari sebelumnya. "Kaka hiksss ... kenapa kakak mencium bibirku, hiksss hiksss ...." isak Adiva menjauhkan kepalanya dari kepalaku. "Maaf, Adiva. Aku gak sengaja," ucapku beranjak bangun. Tanganku ingin memeluk tubuh Adiva, tapi Adiva menolaknya. "Kakak jahat, hiksss aku gak mau dicium ... hiksss ...." "Iya, tadi kan cuma dikit, gak banyak," elakku. "Sama aja namanya mencium, aku gak mau. Aku jijik, kak," re