59. Perjodohan

1848 Words

Aku menginjak pedal gasku dengan kencang. Kenapa aku harus dihadapkan dengan calon mertua yang sangat cerewet. Bukan hanya cerewet, aku pikir Pak Ari juga sangat menuntut ini dan itu. Aku mendengus kesal, dalam keadaan marah begini rasanya aku Ingin memaki-maki semua orang. Aku menjalankan mobilku dengan kecepatan tinggi, tidak peduli banyak orang yang membunyikan klakson dan memakiku karena mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Sampai di rumah, aku melihat papaku yang sedang duduk di teras dengan memegang cangkir yang aku tebak isinya kopi. Ada papa di depan malah membuatku malas turun dari mobil. Sudah pasti aku akan mendapat wejangan darinya. Aku malas mendengar orang ceramah kali ini. Sepuluh menit aku hanya berdiam diri di mobil, aku menatap papaku yang pandangannya terus menatap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD