60. Lamaran

1321 Words

Aku kesal setengah mati seharian ini. Aku sudah menelfon Kak Alfath beberapa kali, tapi satu kali pun juga tidak diangkat oleh pria itu. Terlebih panggilan suara itu berdering. Pastilah Kak Alfath tahu, mungkin pria itu malas untuk mengangkatnya. Matahari sudah masuk dalam peraduannya, digantikan bulan yang hari ini cerah karena purnama. Aku naik taxsi untuk pulang ke rumah. Entah kesialan apa lagi yang aku alami hari ini, pasalnya ayah dan ibuku juga tidak mau menjemputku. Belum lagi Kak Rio yang asik dengan pacarnya. Aku sungguh seperti anak terlantar yang kehilangan induknya. Saat sampai rumah, aku mendapati sebuah mobil mewah yang baru aku lihat hari ini. Rumahku juga tampak lebih terang dari biasanya. “Apa ada pesta?” tanyaku dalam hati. Kalaupun ada pesta, sungguh jahatnya ayah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD