Saat ini tidak ada yang bisa menggambarkan rasa sakit hatiku pada kedua orangtuaku juga Kak Rio. Mereka membuangku seenak jidat, lalu memaksaku kembali bersama mereka. Aku meletakkan kepalaku di meja karena Lelah memikirkan sikap mereka. Pelajaran dari Bu Guru pun tidak aku dengarkan, aku sibuk memikirkan bagaimana cara aku kabur dari sekolah ini. Menurut mereka, apa aku tidak lebih dari sebuah barang saat mereka bosan mereka akan membuang dan saat mereka ingin, mereka akan memungut kembali. “Huff, kehidupan macam apa ini?” tanyaku pada diriku sendiri. Aku mencoret-coret kertas kosong, bingung apa yang mesti aku lakukan. Menghubungi kak Alfath, itu tidak mungkin. Dia baru saja berangkat tadi malam, aku tidak ingin menambah beban masalah untuk dirinya. Untuk mengadu pada Tante Khanza