Sebuket bunga mawar merah tanda cinta Sean letakkan di atas nakas ruang rawat kekasihnya. Hara Georgiono, gadis itu sedang terlelap damai. Sean tersenyum, sebuah senyuman yang akhir-akhir ini tidak pernah ia berikan kepada wanita lain, dan Hara selalu mendapatkannya dengan percuma. “Mimpimu indah sekali pasti. Aku menyentuh wajahmu saja kau tidak terusik sama sekali.” Hanya ditemani oleh suara monitor, menandakan denyut jantung Kekasihnya masih berfungsi. Gadis itu masih hidup, gagal ginjal yang dideritanya sudah ditangani. Berkat pernikahannya dengan Rahee atau lebih tepatnya karena uang hasil menjual diri. Mengingat itu Sean menelan ludahnya pahit. “Jika bangun nanti, jangan marah padaku, ya?” lagi-lagi Sean hanya bermonolog seorang diri. Hara adalah kekasihnya, hubungan mereka sudah