Sweet Lies (4)

1742 Words

Seperti hidup di tengah lautan salju, bernapas di atas gurun pasir berdebu, dengan tubuh membeku Rahee terpaku. Pasokan oksigen dalam paru-paru pun turut membatu, berhenti, dan seolah alur pernapasannya membuntu. Sean ada dalam jangkauannya, telapak tangan lelaki itu yang bertumpu di atas lengannya, terpejam dengan wajah menghadap padanya. Rahee melihat Seannya, terlelap dalam posisi duduk di sisi kanannya. Pertama kali yang ia tangkap adalah raga suaminya. Rahee sudah sadar, baru saja. Namun, kenapa ia malah merasa kecewa? Dan kini Rahee alihkan atensinya, ia menerawang jauh menatap langit-langit kamar rawatnya. Ia sedang mengenang, mengingat masa lalunya yang kelam sekali. Tepat saat hari ulang tahun Ayahnya, Roy Yunho Martadinata yang Rahee beri hadiah lukisan berwarna karya tangannya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD