161. Perasaan Nandita

1125 Words

“Maafkan kelakuan Drian, ya? Dia memang agak sensitif dan posesif setelah kejadian di kafe itu.” Dita sengaja mentraktir Ryan setelah jam makan siang telah tiba. Keduanya sedang duduk saling berhadapan di sebuah kafe di depan gedung tersebut. “Tidak apa-apa. Aku mengerti, kok. Katanya, kamu dan Malika sudah menjadi sahabat dengannya, ya? Aku yakin dia bersikap begitu karena merasa sahabat sekaligus tunangannya seolah dicuri darinya. Memang laki-laki kalau cemburu suka bersikap yang berlebihan,” kekeh Ryan menyeruput minumannya sambil memberikan donat miliknya kepada Dita. “Ini, makanlah. Sepertinya kamu sangat suka.” Dita memerah malu melihat perhatiannya. “Ti-tidak perlu. Kamu sangat baik, Ryan. Ini sebabnya Drian sangat salah paham kepadamu.” Ryan bercanda dengan wajah senang. “Dia i

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD