Malika seketika deg-degan parah! Dia bahkan malu dan sangat salah tingkah! Kenapa dia malah membahas mau punya anak dengannya sekarang?! “Jangan bicara hal begitu di depan anak kecil!” bisik Malika dengan suara yang diusahakan agar tidak terdengar oleh Toni. “Kenapa? Aku rasa aku tidak mengatakan sesuatu yang salah dan buruk.” “Tetap saja!” Malika kehilangan kata-kata untuk membantahnya. Dia menggigit bibirnya gemas, lalu matanya tidak sengaja bertemu dengan mata Toni. “Dedek bayi? Maksudnya adik, ya? Bagaimana, sih, membuat adik itu, Kak?” tanyanya polos. Malika seketika terkejut, lalu melotot marah ke arah Rivaldi yang mengedikkan bahu santai sambil terkekeh kecil melihatnya salah tingkah hebat. *** Toni akhirnya puas bermain dan akhirnya diantar pulang kembali ke bangsa

