“Kenapa kamu di sini?” sinis Malika ketika melihat Rivaldi malah berdiri di depannya dengan wajah penuh senyum. “Apa yang salah? Aku adalah bos di tempat ini, bukan?” Malika memutar bola mata malas. Dia yakin kalau pria itu tahu apa yang dia maksudkan, tapi malah dibalas dengan sangat percaya diri seperti itu. Sangat sombong! “Berhentilah bermain-main! Aku sedang bekerja sekarang. Apa kata yang lainnya jika melihatmu seperti ini? Aku tidak mau menjadi pusat perhatian yang tidak perlu!” desak Malika mulai kesal karena Rivaldi seperti sengaja ingin bermain-main dengannya. Pria itu menghela napas berat. “Malika, apakah kamu sangat marah mengenai Anggun? Aku ingin kamu pulang. Tolong ingat kita ini sudah suami istri. Apakah masuk akal kalau yang tinggal di rumah itu adalah mantan istriku?”

