“Kamu tidak marah, kan?” tanya Rivaldi yang kini sudah berdiri di depan tempat tinggal Nandita usai mengantar Anggun dan Kinnan pulang terlebih dahulu. Malika tampak acuh tak acuh menghadapinya. “Marah? Kenapa aku harus marah? Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan,” balasnya cuek. Rivaldi menghela napas berat, menatapnya prihatin. “Baiklah. Aku mengerti kamu tidak mau jujur kepadaku. Tapi, apa yang Kinnan katakan seharian ini murni hanyalah ucapan anak-anak yang tidak dipahaminya sama sekali. Aku tegaskan sekali lagi kalau aku dan Anggun tidak ada hubungan apa pun saat ini dan untuk seterusnya. Memang benar kalau dia adalah cinta pertamaku. Tapi, bukan berarti cinta pertama seseorang akan menjadi cinta selamanya, bukan? Kalau mereka bukan jodoh, lalu bagaimana? Ada banyak orang yan

