Malika mendengus mendengarnya. “Bagaimana aku tidak akan setuju? Apa kamu tega melihat Kinnan tidak bisa bersama ibu kandungnya? Aku tidak sejahat itu untuk membiarkan Kinnan dan ibunya terpisahkan hanya karena keegoisanku. Sudahlah. Jangan membahasnya lagi. Aku mau tidur.”
“Aku tahu kamu pasti marah, tapi kamu jangan cemas. Aku tidak akan melakukan apa pun yang kamu bayangkan, Malika. Aku dan Anggun telah bercerai. Jadi, tidak perlu memikirkan hal yang tidak perlu.”
“Aku tidak pernah bertanya hal itu, kan? Tidurlah. Jangan banyak bicara,” ujar Malika cepat, memunggunginya dengan dingin.
Melihat tingkahnya yang sudah ingin memberikan jarak, Rivaldi lalu memeluk pinggangnya erat.
“Malika, kamu adalah istriku sekarang. Aku tahu kamu pasti marah karena aku telah jujur kepadamu mengenai pe
