Malika merasakan hatinya berpuntir kuat, sangat marah dan kesal! Sialnya, tiba-tiba saja Kinnan berseru girang dengan kedua tangan naik ke atas. “Hore! Mama akan tinggal di sini! Hore! Hore! Bisa sama-sama mama setiap hari!” teriak Kinnan sangat bersemangat. Melihat reaksi itu, Malika tertegun dingin. Anggun tersenyum licik diam-diam dan segera maju meraih Kinnan untuk dipeluk. Bersikap baik hati lagi seperti biasa. “Malika, kamu tidak apa-apa, kan, kalau aku tinggal di sini? Tolong jangan marah. Aku hanya ingin memerhatikan keadaan Kinnan saja. Aku tidak mau bertengkar dengan Rivaldi hanya untuk masalah hak asuh anak. Kamu pasti mengerti jika terjadi hal semacam itu, maka Kinnan yang akan terluka, bukan? Aku dengrn kamu sangat menyayangi Kinnan, aku pikir pasti tidak akan ada masalah

