“Papa! Mama! Lihat! Di sini memiliki banyak sekali roti yang menarik, ya?” seru Kinnan yang menunjukkan sebuah roti yang berbentuk unik seperti bunga. Malika segera berlutut di depannya sembari mencubit sebelah pipinya gemas. “Kinnan tidak boleh terlalu banyak makan yang manis-manis, ya! Kasihan gigi Kinnan.” “Jadi, apakah Kinnan tidak boleh makan?” tanya Kinnan dengan wajah polos dan mata berkaca-kaca. Gaya bicaranya yang cadel dan tidak jelas semakin tidak jelas ketika dia mulai terdengar sedikit menangis. Malika salah tingkah seraya melirik ke arah Rivaldi yang terkekeh melihatnya. "Bukan seperti itu, Kinnan sayang. Mama Malika memikirkan kesehatan gigi Kinnan. Supaya Kinnan tidak perlu minum obat yang pahit. Apakah Kinnan ingin minum obat yang pahit?" Kinnan terlihat terkejut dan

