177. makan malam pasangan

1139 Words

“Ya, ampun, Malika! Aku pikir kalian hilang!” seru Nandita yang baru tiba di restoran di mana Malika dan Rivaldi berada. Wanita manis itu terkekeh malu-malu. “Aku tidak ingin merusak suasana di antara kalian berdua. Makanya aku dan suamiku pergi diam-diam saja.” “Iya! Tapi, kamu bikin aku mau jantungan! Aku takut hal buruk terjadi kepadamu!” “Maaf! Maaf! Pesan saja es krimnya! Aku yang traktir!” kekeh Malika jenaka. Drian mengerutkan keningnya ringan. “Seharusnya kamu tidak segera memberitahunya. Setidaknya aku bisa mengajaknya berkeliling lebih lama, kan?” Malika terkejut dan memasang wajah menyesal. “Benar juga! Kenapa aku tidak kepikiran, ya?” Nandita menyikut pria di sebelahnya. “Kamu bicara apa?” “Kenapa? Bukankah bagus? Kita bisa berduaan sepanjang hari tanpa diawasi seperti a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD