Dia sedikit tersentuh dengan perlakuan Rivaldi, tapi yang membuatnya kesal adalah dia harus mendapat tatapan beragam dari semua orang di meja. Bukankah itu sangat menyebalkan?
Anggun yang terkejut melihat kerja kerasnya malah diembat oleh Malika, menggertakkan gigi diam-diam. Garpu yang digenggamnya membuat urat-urat tangannya menonjol semua. Untungnya itu terjadi di atas pangkuannya sendiri sehingga tidak ada yang sempat melihatnya.
Dalam hati, Anggun memikirkan sebuah rencana lain. Tidak bisa membiarkan Malika terus-terusan mendapatkan perhatian Rivaldi!
“Malika, cepat buka mulut!” titah Rivali galak, menyodorkan potongan daging ke mulut sang istri.
“Ka-kamu, apa-apaan? Aku bisa makan sendiri. Malu dilihat orang! Dasar pria kekanakan!” pekik Malika dalam bisikan kecil, tapi semua ora
