“Malika? Kamu tidak apa-apa?” tanya karyawan wanita itu dengan sebelah kening dinaikkan khawatir. Senyum canggung diperlihatkan oleh Malika, dan berkata pelan. “Aku baik-baik saja. Kenapa kamu bilang begitu? Ayo, kita segera ke sana. Aku harus mengecek keadaan Kinnan juga.” *** Beberapa orang akhirnya pergi ke rumah sakit mewakili yang lainnya, tentu saja Malika termasuk salah satu dari mereka. “Bagaimana keadaannya?” tanya Pak Tido. Rivaldi yang baru saja berbicara dengan seorang dokter hanya bisa merapatkan bibirnya erat dengan mata dipicingkan cemas. Kedua tangan mengepal erat hingga menyakiti kulitnya sendiri. “Untuk saat ini, dia sudah tidak apa-apa. Sekalipun dia sempat jatuh ke kolam dan nyaris tenggelam dia terbilang masih beruntung. Tapi, entah kenapa dia masih belum ter

