Tak Sengaja Berjumpa

759 Words
"Sebelum saya akhiri pelajaran hari ini. Ada yang ingin kalian tanyakan?" Abhi mengedarkan pandangan ke seisi ruang kelas. Salah satu murid mengangkat tangannya. "Ya, Fadhil. Silakan." Cowok yang menjadi ketua kelas itu berdehem sejenak sebelum berbicara. "Untuk tugas teks biografi besok, boleh tidak kalau saya menulis biografi tokoh yang kontroversial, yang mungkin dianggap musuh dunia?" Abhi mengangguk. "Boleh, kalian bebas menulis biografi tokoh terkenal mana pun meskipun kontroversial." "Terima kasih, Pak," balas Fadhil lega. "Ada lagi yang mau bertanya?" Abhi menatap seluruh muridnya. "Saya, Pak." Cewek cantik berjilbab yang duduk di sudut ruangan mengangkat tangannya. "Ya, Afika, silakan." "Ini pertanyaan personal, Pak, boleh tidak?" Afika sedikit gugup, tapi ia beranikan diri untuk bertanya. Teman-temannya mendorongnya untuk menanyakan sesuatu yang jadi bahan gosip di seantero sekolah. "Pertanyaan personal apa ya?" Afika mengembuskan napas, menetralkan degup jantung yang tiba-tiba berpacu lebih cepat. "Bapak mau nikah, ya?" Semua murid tampak serius menunggu jawaban guru yang dikenal ganteng itu. Abhi terdiam sekian detik, lalu menanggapi pertanyaan muridnya yang sudah menyentuh ranah privasi. "Iya, insya Allah. Mohon doanya semoga lancar, ya." "Aamiin," balas Hamzah kencang sembari menengadahkan kedua telapak tangannya. Ciyeee.... Suit suit... Murid-murid tampak bersemangat meledek guru Bahasa Indonesia yang masih muda itu. Ada beberapa yang patah hati karena mengidolakan guru yang dikenal revolusioner tersebut. "Nama calonnya Bapak siapa?" tanya Afika lagi. "Namanya Gema," jawab Abhi singkat. "Nama lengkapnya siapa, Pak?" Giliran Nadia yang bertanya. "Iya Pak nama lengkapnya siapa?" Aisyah begitu penasaran dengan sosok calon istri guru idolanya. Barang kali ia bisa menjelajah namanya di media sosial. Glek... Abhi bahkan tak tahu nama lengkap Gema. Ia lupa menanyakan pada orang tuanya. Jika ia menjawab 'saya tidak tahu nama lengkapnya', nanti malah diledek sama murid-muridnya, masa nama lengkap calon istrinya saja tidak tahu. "Kenapa kalian kepo ingin tahu nama lengkap calon istri saya?" Abhi balik bertanya. Pertanyaan yang diajukan muridnya ini sangat mencurigakan. "Ya pingin tahu aja, Pak. Saya mau coba cari namanya di i********:, t****k, Facebook... Pingin tahu mukanya kayak gimana." Aisyah penasaran tipe cewek seperti apa yang disukai Pak Abhi. "Nggak perlu kalian cari namanya di media sosial, nama dia ada di hati saya." Abhi mencari jawaban aman. Ia ingatkan diri sendiri, sepulang ngajar nanti, ia akan menanyakan nama lengkap Gema pada orang tuanya. Pernyataan Abhi barusan membuat suasana kelas riuh. Salah satu murid laki-laki bersiul. "Pak Abhi sweet banget, beruntung banget yang jadi calon istrinya Pak Abhi." Dhita menangkup kedua pipinya dengan senyum merekah. Dalam hati Abhi menertawakan diri sendiri. Gadis yang dianggap beruntung itu nyatanya sempat menolak perjodohan itu. Orang tuanya mengatakan jika pada akhirnya Gema melunak dan bersedia jika pernikahan mereka dipercepat. "Ya, sudah, saya akhiri pertemuan kita hari ini. Sudah jam istirahat. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." "Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab murid-muridnya serempak. * Abhi meletakkan buku di meja kerjanya. Banyak rekan guru memanfaatkan waktu istirahat untuk memakan cemilan atau berbincang. Ada pula yang menyiapkan materi ajar untuk jam berikutnya. "Pak Abhi, ini lho Bu Reva penasaran sama foto calon istrinya Pak Abhi." Nurul, guru Biologi yang mengajar kelas sebelas bertanya dengan suara yang cukup keras hingga semua rekan guru menoleh ke arahnya. Ekspresi Reva berubah seketika. Ia memasang wajah cemberut, menunjukkan rasa tidak sukanya. Ia melirik Abhi yang juga menoleh ke arahnya. Wajah Reva memerah menahan malu. Gadis manis berjilbab yang juga masih single itu sudah lama menyukai Abhi. Ia patah hati mendengar kabar pernikahan Abhi yang akan diselenggarakan bulan depan. "Nanti kalian akan melihat sendiri di acara pernikahan saya," balas Abhi santai. Ia bahkan tak menyimpan foto Gema. "Ya, kelamaan, Pak. Calon istrinya Pak Abhi guru juga atau kerja apa?" tanya Nurul yang masih saja penasaran dengan sosok perempuan yang telah menaklukkan hati guru yang diidolakan banyak murid perempuan itu. "Bukan guru, Bu. Dia baru lulus kuliah." "Masih muda banget, ya," tukas Nurul. Abhi menoleh ke arah kanan, tak sengaja matanya kembali beradu pandang dengan Reva. Abhi buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dulu ia dan Reva kerap dijodoh-jodohkan oleh rekan-rekannya karena dianggap serasi, cantik dan ganteng. Dulu Abhi memang sempat tertarik pada gadis cantik itu. Namun, sejak ia mendengar bahwa ayah Reva hendak menjodohkan putrinya dengan polisi, Abhi perlahan mundur. * Jam mengajar Abhi telah selesai. Ia merapikan buku-bukunya sebelum akhirnya pulang. Abhi mengendarai motor bebeknya menuju tokoh kue karena ibunya memintanya mampir membeli brownies. Setiba di halaman toko kue langganan, Abhi melihat segerombol muda-mudi nongkrong di halte depan toko. Ada yang merokok, ada yang ngobrol, ada pula yang memakan snack ringan. Dan yang membuat Abhi terperanjat adalah di antara muda-mudi itu ada sosok tak asing yang tengah meneguk air mineral. "Gema? Ngapain dia di sini?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD