Enam bulan yang lalu. Sunyi. Hanya detak jarum jam dinding menemani seorang gadis yang hatinya kentara gundah gulana dalam ruangan minimalis berukuran kecil, bertemakan semi kayu warna kecoklatan. Sosok dara bertubuh ramping itu duduk di salah satu kursi vintage berhiaskan bordiran bunga pada seluruh tepi. Mengenakan mini dress motif titik polkadot tanpa lengan—rambut terurai bergelombang sebatas tulang belikat, Jena nampak sedang menunggu kedatangan seseorang. Pasalnya, netra bulat dengan manik cokelat miliknya tak henti bergerak resah ke segala arah seolah menanti kepastian. Walaupun pemandangan di hadapannya sangat memanjakan mata yakni sebuah taman kecil dengan hamparan rumput hijau segar serta bunga bermacam warna, tak lantas membuat hatinya merasa nyaman. Nasib gadis jelita telah

