Dicerai Saat Hamil

1483 Words
"Aku ingin mengakhiri pernikahan kontrak ini." DEG! Wanita cantik dan berpenampilan modis bernama Jena Anderson cukup tertohok mendengar permintaan mengakhiri hubungan sakral dari sang suami kontrak, Aldrick Xavier saat ini. Wanita mana yang tak menginginkan pria sesempurna Aldrick. Tadinya, Jena yang kepalang tanggung menikah dengan pria itu berencana untuk mendapatkan hati Aldrick entah bagaimanapun caranya. "Baiklah. Aku akan menyetujuinya. Tapi dengan syarat kau harus menghapuskan seluruh hutang ayahku." Jena tak ingin berpisah serta pergi dengan tangan kosong. Setidaknya, prioritas hutang sang ayah bisa lunas. "Deal." Aldrick langsung menyanggupi permintaan Jena tanpa berpikir dua kali. "Jika boleh tau ... apa alasanmu bercerai sebelum tempo kontrak? Apa aku ... tidak cukup untukmu?" Meskipun beban telah terlepas, tetap saja Jena penasaran perihal alasan sang suami kontrak tiba-tiba meminta cerai di awal waktu. "Aku sudah menemukan cinta yang kucari," timpal singkat Aldrick datar seperti biasanya. Tak butuh waktu lama untuk berpikir, Jena langsung mengerti apa maksud jawaban pria yang masih menjadi suami sahnya. Aldrick yang selama ini memang anti untuk jatuh cinta, kini justru sedang terkena panah asmara sang dewa cinta. Tak salah lagi, pria keturunan bangsawan itu sedang jatuh cinta saat ini. "Ah ... siapapun wanita itu, dia sangat beruntung sekali karena telah berhasil mencuri hatimu. Selamat, Al." Jena berusaha tegar seraya mengulurkan tangan untuk berjabat. Uluran itupun langsung disambut oleh sang suami. Andai Aldrick tahu bahwa rasa ini semakin tumbuh saat pernikahan sandiwara di antara kami sedang terjadi, mungkinkah ia akan mempertimbangkan untuk tidak menceraikanku bahkan sebelum jatuh tempo kontrak? Namun, sayang. Sepertinya semua terlambat. Suami kontrak yang nyatanya merupakan sosok yang sangat berkuasa, membuatku tak kuasa menolak gugatan cerai sepihak yang ia layangkan. *** "Ini gila, Jen! Apa yang kau ceritakan sungguh gila," cetus gadis bernama Karina Swan merespon gelagapan seraya menggelengkan kepala, bergidik ngeri setelah mendengar penuturan pilu sahabatnya, Jena. Sang sahabat baru saja menceritakan kisah hidup yang sangat pelik dan juga di luar prediksi. "Kau sedang hamil sementara kau baru saja diceraikan?" lanjut Karina getir dengan suara yang nyaris terdengar semakin samar. Jena dan Karina merupakan dua orang sahabat pada masa kuliah hingga kelulusan. Sayangnya, mereka loss contact sekitar empat tahun yang lalu imbas Karina harus pindah domisili ke luar pulau. Keduanya berakhir sibuk dengan kehidupan masing-masing. Tak disangka, bertepatan dengan Jena yang baru saja kembali ke tanah air seusai bercerai dengan suami kontraknya di Singapura, takdir tak sengaja mempertemukannya dengan Karina di bandara. Keduanya senang bukan kepalang dan memutuskan untuk bercengkrama lebih lama. Di sisi lain, Jena memang tak berniat pulang ke kediamannya karena beberapa alasan termasuk salah satunya karena sedang berbadan dua. "Kau tenang saja, Kar. Mantan suamiku bukanlah ayah bayi yang ku kandung." Jena menimpali dengan santai, netra bulatnya masih larut menikmati luruhan air hujan yang jatuh menyentuh kaca jendela rumah Karina. "What!?" Karina kembali terkejut bukan main. "Kau selingkuh saat sedang dalam ranah pernikahan?" duganya spontan. Mendengar hal itu, Jena merespon dengan ulasan senyum kecut sebelum mengeluarkan kalimat lebih lanjut. Senyuman yang tak lain dimaksudkan untuk menertawakan nasib mirisnya kini. Hanya dua reaksi yang akan orang tunjukkan jika mereka mendengar kisah hidup yang telah dialami seorang Jena. Antara rasa jijik atau iba, sama seperti yang Karina ungkapkan kepadanya saat ini. Sang sahabat terdengar sangat iba, akan tetapi Jena benci dikasihani. "Aku tidur dengan mantan kekasihku dua minggu sebelum suamiku melayangkan permintaan cerai." Jena nampaknya sudah tak ragu mengungkapkan hal yang boleh dibilang aibnya sendiri. Jena lantas berbalik menghadap lawan bicara dan menyebut bahwa pria bernama Alexander Christian merupakan ayah dari bayi yang ia kandung. Sebelum menikah dengan suaminya, Alex adalah kekasih Jena. Mereka saling mencintai satu sama lain dan berakhir menjalin hubungan kekasih selama hampir dua tahun. Alex bahkan memiliki niat untuk melamar Jena walaupun perbedaan status jelas terbentang nyata. Jena merupakan putri dari seorang pengusaha media elektronik ternama sedangkan Alex hanya seorang putra dari kepala pelayan sebuah keluarga konglomerat. Pria itu ikut bekerja sebagai salah satu asisten pribadi di rumah konglomerat tempat sang ayah bekerja. Namun, suatu hari Jena terpaksa harus meninggalkan Alex secara sepihak untuk menikah dengan Aldrick Xavier—suami kontraknya demi menyelamatkan perusahaan sang ayah yang berhutang dan diambang kebangkrutan. Dalam pernikahan, tak ada cinta antara Jena dan sang suami. Aldrick adalah pria berperangai dingin, berusia 10 tahun lebih tua dari Jena. Bahkan, Aldrick tak pernah sekalipun menyentuh Jena selama menjadi istrinya. Ia juga mempersilahkan Jena bermain dengan pria lain asal tetap menjaga nama baik sebagai istri seorang konglomerat terpandang. Suatu hari, Jena malah bermain api dengan sang mantan hingga kebablasan dan berujung hamil. "Saat aku menemani mantan suamiku dinas di Bali, saat itulah takdir mempertemukan ku lagi dengan Alex." Tatapan normal kini berubah nanar. "Kupikir, dia sudah melupakanku, tapi nyatanya tidak. Hasrat kami bergelora di sana." "Dan kalian melakukan hal yang lebih ...." Kalimat Karina terjeda seakan tak berani meneruskan. Jena spontan mengangguk singkat sembari kembali mengulas senyum getir. Wanita itu benar-benar terlihat santai untuk ukuran seorang yang tengah ditimpa nasib sial bertubi-tubi. "Baiklah kalau begitu, besok kita mencari pria bernama Alex itu untuk meminta pertanggungjawaban kehamilanmu." Semangat Karina berapi-api membela sahabatnya. "Hahahaha." Bukannya menanggapi serius, Jena malah tertawa lepas. "Kenapa kau malah tertawa? Apa yang lucu, Jen?" "Terima kasih Kar, tapi tak perlu. Alex sudah memutuskan untuk tak percaya pada bayi yang sedang ku kandung adalah darah dagingnya. Lagipula, dia akan menikah lusa." Setelah Jena bertemu dengan Karina, takdir juga mempertemukan dirinya di hari yang sama dengan Alex saat sedang menunggu sahabatnya mengambil baju di Butik sebelum ke menuju Cafe untuk saling bertukar cerita. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Jena mencegat Alex dan menjelaskan perihal kehamilannya. Namun, reaksi sang mantan sungguh di luar dugaan. Pria itu mengelak bahwa bayi yang dikandung Jena adalah hasil perbuatannya melainkan suami sang puan. Alex malah meminta wanita berhidung bangir itu melupakan semua kisah mereka di masa lalu karena dia akan segera menikah. "APA?!" Karina tercengang untuk ke sekian kali. Mulutnya terbuka lebar tak percaya. Pantas saja, Jena langsung berhambur memeluk Karina usai gadis itu kembali dari mengambil baju di dalam Butik. Nyatanya, sosok Alex lah yang telah membuat Jena menumpahkan cairan bening di pelupuk mata. Karina benar, seharusnya Jena menangis sampai tak ada air mata tersisa. Seharusnya wanita itu frustrasi hingga putus asa. Bahkan, untuk seukuran orang normal yang tengah didera takdir pahit sepertinya, mengakhiri hidup biasanya menjadi solusi terbaik. Namun, tidak bagi puan berusia dua puluh delapan itu. Hanya satu yang membuat Jena tetap waras di tengah terpaan badai masalah yakni calon bayi yang sudah terlanjur hadir di dalam perut ratanya. Jena bertekad untuk melihat buah hatinya tumbuh bahagia agar tidak bernasib sama sepetinya walau tanpa seorang ayah. Wanita itu pun tak peduli dengan seisi dunia yang mencemoohnya saat menjalani proses itu. "Aku akan memulai hidup dari nol. Mencari pekerjaan baru sembari membesarkan anak ini, Kar. Akan kulakukan segala upaya untuk membuatnya tumbuh bahagia meskipun tanpa seorang ayah," tandas Jena diiringi raut tegar. "Hikss ... kau adalah malaikat sesungguhnya, Jena." Karina tak dapat menahan isaknya, gadis itupun segera memeluk sang sahabat erat dan berkata, "Aku akan selalu mendukungmu, Jen." "Terima kasih, Kar." Tak sanggup menahan lagi, cairan bening kali ini turun membasahi pipi Jena, terharu karena masih ada tempat mencurahkan beban hidup. *** Glam Enterprise. "Kau bisa kerja tidak?! Apa kau survey sebelum melakukan riset? Apa kau mewawancarai sumber potensial?" Pagi-pagi sekali seorang gadis muda berpenampilan rapi, mengenakan blouse satin maroon lengkap dengan rok satu hitam satu senti di atas lutut sudah terkena semprot oleh pria bersuara bariton dalam sebuah ruangan. "Su-dah, Pak. Tapi, ada kendala di lapangan. Jadi—" "Kendala katamu!? Kau ini seorang Public Relation. Tugas ini seharusnya sudah selesai dengan mudah." Sosok bersuara bariton itu kembali menumpahkan kekesalannya. "Aku ... akan berusaha lebih baik lagi, Pak," tutur sang gadis dengan kepala tertunduk, nyaris terisak. "Ch! Tidak perlu. Tidak akan ada lain kali karena kau resmi dipecat!" Staf wanita itupun lantas menangis imbas dimarahi serta pemecatan sepihak. Tungkainya sontak melesat pergi karena tak tahan dipermalukan. "Bisakah kau tidak membuat keributan pagi-pagi, Kai?" protes sosok gadis yang masuk ke dalam ruangan bertepatan dengan staf wanita yang dipecat berhambur keluar. "Aku tidak akan berteriak dan memecatnya jika staf ku becus dalam bekerja," ketus sang pria seraya memutar bola mata dengan malas. "Benarkah? Lalu, mengapa nama Kaiden William dikenal sebagai CEO muda yang kejam?" "Benarkah? Aku tidak tau itu," tanya balik Kaiden pura-pura polos. "Lalu, haruskah ku handle lagi posisi humas yang kembali kosong sembari menunggu staf baru yang mungkin akan menjadi korbanmu lagi?" Kaiden mengangguk antusias seraya melepaskan senyum manis berbentuk kotak pada gadis yang menjadi lawan bicara. Anehnya, sikap Kaiden seolah berubah seratus delapan puluh derajat ketika berhadapan dengan sosok gadis cantik berambut pendek sebahu itu dengan netra indah yang menyipit alami. "Kau memang yang tebaik, El," puji Kaiden mengacungkan kedua ibu jari, memuji staf kesayangannya. Tentu saja. Aku akan selalu menjadi yang terbaik untukmu, Kai. Akan ku pastikan tidak ada yang lebih baik selain aku. Gadis cantik bernama Elora Denver yang merupakan Manager HRD Glam Enterprise membatin seraya menyunggingkan smirk licik.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD