Prolog

822 Words
Seorang gadis cantik dengan kaca mata yang bertengger di hidungnya nampak duduk santai di sudut perpustakaan sambil memegang sebuah buku di tangannya. Ia terlihat begitu fokus membaca buku tersebut sambil beberapa kali tersenyum senang setiap kali menemukan sesuatu yang menarik dari isi buku yang sedang ia baca. Jika ada yang memperhatikan gadis itu saat ini, mungkin dia akan menyadari sepasang lesung pipi manis yang muncul setiap kali gadis itu tersenyum. Karena begitu fokus membaca bukunya gadis itu tidak menyadari ada seseorang yang dengan langkah begitu pelan berjalan mendekatinya. Ketika sebuah ciuman mendarat di pipi gadis itu, barulah matanya melotot karena terkejut. “Hai cantik,” bisik seorang pria yang mengecup pipi gadis itu kemudian duduk di sampingnya. Gadis itu langsung memukul pelan bahu pria yang duduk di sampingnya ini. “Sam, nanti kalau orang lihat gimana? Aku malu tahu,” gerutu gadis itu dengan suara berbisik. Pria yang dipanggil Sam itu langsung tersenyum sambil mencubit gemas hidung gadis cantik berkacamata di hadapannya ini. “Kamu suka duduk di sudut perpustakaan kaya gini, nggak bakal ada yang lihat kok,” jawabnya ikut berbisik. Gadis itu nampak mengerucutkan bibirnya sambil mendengus kesal. Tapi ia tidak menyadari bahwa hal yang ia lakukan itu malah membuat pria di hadapannya ini semakin gemas pada dirinya. Cuppp Mata gadis tersebut langsung melotot karena terkejut dengan kecupan singkat yang diberikan pria di hadapannya ini pada bibirnya. Ia langsung menutup bukunya dan meletakkannya di depan wajahnya, tidak lupa memperhatikan sekitar untuk memastikan tidak ada orang yang melihat kejadian tersebut. “Kamu apa-apaan sih. Nanti ada yang lihat gimana?” gerutu gadis itu dengan nada kesal. Pria yang bernama Samuel Jonathan itu nampak tersenyum lembut sambil mengusap penuh sayang puncak kepala gadis di hadapannya. “Nggak ada yang bakal lihat kok Vanyaku sayang. Nggak boleh apa sekali-kali aku manja ke pacarku sendiri?” Gadis bernama Vanya itu segera menurunkan buku yang menutupi wajahnya. “Bukan gitu. Aku Cuma takut kalau ada yang lihat. Kamu itu baru aja terkenal lo setelah syuting film kemarin, takutnya kalau ketahuan udah punya pacar bakal ngeganggu karier kamu,” jelasnya. Samuel memberikan anggukan memahami maksud dari kekasihnya itu. “Iya sayang aku ngerti kok. Doain aja aku bisa makin sukses, supaya bisa segera pamer ke semua orang kalau kamu pacar aku.” “Aminnnnn,” jawab Vanya sambil tersenyum bahagia. ***** Vanya terlihat duduk di sofa ruang tengah sebuah apartemen sambil menyalakan televisi di hadapannya. Layar televisi tersebut nampak menampilkan tayangan sebuah acara award yang disiarkan secara live. “Pemenang kategori pendatang baru terfavorit adalah Samuel Jonathan.” Vanya tidak bisa menyembunyikan senyuman haru dan bahagianya ketika mendengar nama pacarnya disebut oleh pembaca nominasi. Jantungnya bahkan berdegup kencang ketika melihat pacarnya itu berjalan ke atas panggung dan menerima piala kemenangannya itu. “Kamu akhirnya berhasil Sam,” gumam Vanya. Gadis itu segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju meja makan. Ia tersenyum lebar ketika melihat kue ulang tahun yang sudah dirinya siapkan khusus untuk Samuel. Hari ini Vanya berbohong pada pacarnya itu kalau dirinya tidak bisa datang untuk menonton acara awards itu secara langsung karena sedang ada tugas kuliah. Padahal diam-diam dirinya menyiapkan pesta kejutan ulang tahun di apartemen pria itu. “Sekarang tinggal nunggu dia pulang.” Satu jam menunggu kedatangan Sam, Vanya akhirnya mendengar suara pintu apartemen yang dibuka dari luar. Dengan cepat ia mengambil kue yang sudah disiapkan dan langsung berlari cepat ke arah pintu masuk. “Selamat Ulang tahun sayang,” teriak Vanya sambil berlari kecil ke arah pintu. Namun, langkah Vanya langsung berhenti mendadak ketika melihat suasana depan pintu apartemen yang nampak begitu ramai saat ini. Ada banyak pria dan wanita yang datang ke apartemen Samuel dan menatap bingung melihat kehadiran Vanya saat ini. “Loh, bukannya lo bilang lo tinggal sendiri di apartemen bro?” tanya salah seorang pria. “Iya deh. Katanya keluarga lo semuanya di luar negeri. Jadi, ini siapa Samuel?” Tanya orang yang lainnya. Samuel hanya diam seakan kebingungan harus menjawab apa. Hal itu semakin menambah kebingungan semua orang yang datang bersama Samuel. “Apa jangan-jangan dia penggemar yang jadi penguntit dan nerobos masuk ke dalam apartemen Samuel?” Tuduh salah seorang wanita sambil manatap tajam pada Vanya. Samuel tetap diam dan menunduk, seakan bingung harus menjawab apa. Namun, siapa sangka keterdiaman Samuel membuat semua orang semakin yakin dengan asumsi tersebut. “Heh, siapa kamu? Ngapain masuk ke apartemen orang tanpa izin?” tanya wanita yang menuduh Vanya tadi. “Penggemar sekarang serem-serem ya,” ujar seorang pria di samping Samuel. Ia kemudian menepuk bahu Samuel. “Hal ini nggak bisa dibiarin bro. Lo perlu lapor ke pihak berwajib.” Jujur Vanya tidak sakit hati dengan tatapan menuduh yang dilayangkan orang-orang pada dirinya serta kalimat-kalimat penghinaan yang mereka berikan. Yang membuat hatinya terasa begitu hancur saat ini adalah Samuel yang nampak diam saja dan tidak membela dirinya di hadapan semua orang. Tidak ada yang lebih terasa sakit dibandingkan tidak diakui oleh orang yang begitu kita cintai.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD