Sebuah Syarat

952 Words

Vanila menghela napas, ia meletakkan wajahnya di atas meja ruang tamu, duduk di lantai menunggu Adrian pulang. Ini sudah pukul sembilan malam, sejak pagi tadi Adrian belum juga kembali. "Apa dia kesal banget karena aku membahas mantan tunangannya ya." Vanila bangun, lalu berjalan ke jendela, menyibak tirai, mengintip apakah Adrian sudah pulang atau belum. "Ck." Vanila duduk di sofa, menunduk resah, tanpa sadar ia tak tenang sama sekali karena memikirkan sang suami. "Harusnya aku tadi minta maaf lagi, lalu memastikan dia benar-benar nggak marah. Gimana kalau dia nggak pulang? Terus, aku sendirian dong?" Rumah sebesar itu hanya ada Vanila, dan satu satpam yang menunggu di gerbang. Para pelayan pulang pukul tujuh tadi, setelah memastikan pekerjaan hariannya selesai. Adrian memang bu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD