Saya Tegang Vanila

969 Words

Hujan cukup deras, petir bersahut menggelegar, udara dingin kamar apartemen membuat keduanya tak bisa tidur. Apalagi kini, Vanila terus memegangi lengan Adrian, menyembunyikan kepalanya dengan melesakkan kepalanya ke d**a Adrian. Tentu Adrian serba salah, ingin menghindari Vanila tapi itu tidak mungkin. Ingin menyingkirkan gadis itu pun ia tidak tahu bagaimana caranya. Sementara tubuh gadis itu sedang gemetaran. "Kenapa bisa kamu takut petir?" Pertanyaan itu wajar dilontarkan Adrian, kalau hanya kaget itu biasa. Tapi sekujur tubuh Vanila bergetar, kulitnya langsung memucat, ekspresinya berubah, benar-benar layaknya orang yang tengah ketakutan luar biasa. "Argh!" Vanila menjerit, suara petir tadi memang sangat keras. Tapi jeritan Vanila menurut Adrian lebih keras lagi. "Hey, tenanglah

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD