Rana membuka pesan dari Farand yang masuk ke dalam ponselnya. Ruby masih nggak mau ngomong sama aku, Ran. Aku harus bagaimana? -Farand- Rana menghela napas dalam seraya memijit kedua pelipisnya. Lama-lama Rana bisa gila jika harus memikirkan semua solusi untuk semua masalah orang lain. Namun, untuk berpangku tangan saja Rana pun rasanya tidak sanggup. Entah mengapa Rana merasa mempunyai kewajiban untuk membantu Ruby ataupun Farand. Rana mengetikkan balasan untuk Farand. Nanti aku coba bicara sama Ruby, ya. Okay? Kirim. Tak lama kemudian balasan dari Farand masuk ke ponselnya. Oke. Terima kasih banyak, Ran. -Farand- Rana meletakkan ponselnya ke kasur. Dirinya sendiri kini berjalan ke arah lemari pakaian dan membukanya. Matanya menga